Pamerkan Karya "Vagina Sang Ratu", Seniman Inggris Dikecam

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 09 Juni 2015 | 06:29 WIB
Pamerkan Karya "Vagina Sang Ratu", Seniman Inggris Dikecam
Instalasi seni karya pematung Inggris, Anish Kapoor, dipamerkan di depan Istana Versailles, Prancis. Instalasi ini dijuduli
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pematung Inggris berdarah India, Anish Kapoor, memantik kehebohan di Prancis setelah ia memajang sebuah instalasi karya seni yang dia sebut "vagina sang ratu" di luar Istana Versailles, Paris, Prancis.

Instalasi raksasa sepanjang 60 meter, dengan tinggi 10 meter, dan tersusun dari baja serta batu itu sebenarnya sangat mirip sebuah corong besar. Karya seni itu dipajang di ruang terbuka, tepatnya di taman Istana Versailles yang dikunjungi lima juta turis setiap tahunnya.

Kapoor (61), sebenarnya menjuduli karyanya "Dirty Corner". Patung itu adalah salah satu dari serangkaian karyanya yang akan dipamerkan sejak Selasa (9/6/2015) sampai November mendatang.

Kepada surat kabar Prancis, Le Journal du Dimanche, seniman yang memang kerap memicu kontroversi itu mengatakan bahwa "Dirty Corner" memang bertujuan untuk mengumbar seksualitas dan kebangsawanan. Instalasi itu, kata dia, adalah "vagina dari seorang ratu yang merengut kekuasaan." Meski demikian, Kapoor tidak menjelaskan ratu siapa yang dia maksud.

Di dalam istana sendiri, Kapoor memajang sebuah karya yang lebih kecil, menyerupai sebuah meriam yang menyemburkan lilin merah ke tembok putih. Karya itu, jelas dia, merupakan simbol alat kelamin lelaki yang sedang menyemburkan darah.

Beberapa media Prancis secara terbuka mengutarakan ketidaksenangan dengan selera seni Kapoor. Mereka mengatakan karya itu adalah bentuk provokasi.

"Anish Kapoor sedang memantik skandal," tulis website radio Europe 1.

Sementara itu harian Le Figaro yang beraliran konservatif menulis bahwa Kapoor sedang berusaha "memanfaatkan Versailles sebagai objek untuk menampilkan sisi kontras dari dua jenis seni: gaya kontemporer dan keleganan kerajaan Prancis di masa lalu."

Tetapi ada juga yang membela Kapoor. Les Inrocks, sebuah majalah anak muda, mengatakan "hanya kaum fasis yang menolak" instalasi itu.

Sementara dalam sebuah jumpa pers di akhir pekan kemarin, Kapoor tampaknya menarik kembali judul kontroversial "vagina sang ratu" dari instalasi raksasa itu.

"Saya lupa pernah bilang begitu," kata dia, meski belakangan mengakui menggunakan kata vagina untuk menjelaskan beberapa bagian dari pameran itu.

"Saya tidak tahu, bagian mana yang bermasalah," kata dia, "Karena organ seksual manusia adalah sesuatu yang universal." (Asia One)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI