Suara.com - Apakah hasrat untuk bercinta merupakan hak asasi manusia? Lalu apakah perempuan boleh mendapatkan sebutir pil untuk meningkatkan hasrat seksualnya?
Dua pertanyaan ini menjadi gagasan dalam kampanye untuk mendesak Food and Drug Administration (FDA) agar segera menyetujui izin edar viagra untuk perempuan pertama di dunia. Dalam kampanye yang didukung perusahaan farmasi dan aktivis perempuan ini, FDA didesak untuk menyetujui produksi viagra dan obat-obatan lain yang dapat membantu meningkatkan hasrat seksual perempuan.
Akhirnya Komite Penasihat Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat memberikan persetujuan obat viagra wanita namun dengan beberapa persyaratan.
Sebanyak 18 dari 24 anggota komite penasihat menyetujui viagra flibanserin, namun dengan catatan produsen obat mengambil langkah-langkah untuk meminimalisir risiko efek samping. Anggota komite mengingatkan agar obat ini diberi label peringatan dan mengedukasi para perempuan untuk menggunakannya secara tepat.
Flibanserin merupakan viagra yang diproduksi perusahaan farmasi Sprout Pharmateucals yang berbentuk pil untuk membantu perempuan dengan hasrat seksual yang rendah.
Sebelumnya FDA beberapa kali menolak memberikan izin edar obat ini karena dinilai memiliki efektivitas yang rendah namun memiliki efek samping tinggi seperti mual, pingsan, mengantuk hingga menurunkan tekanan darah. Keputusan akhir FDA mengenai izin edar obat ini akan ditetapkan September nanti. (Zeenews)
Selangkah Lagi, Viagra Untuk Perempuan Akan Resmi Beredar
Senin, 08 Juni 2015 | 12:51 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
'Milih Imam Kok Wedok?': Seksis dan Diskriminasi Warnai Pilkada 2024
26 November 2024 | 16:14 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 19:35 WIB
Lifestyle | 19:32 WIB
Lifestyle | 19:05 WIB
Lifestyle | 18:52 WIB