Festival Gunung Slamet Siap Digelar

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 30 Mei 2015 | 20:50 WIB
Festival Gunung Slamet Siap Digelar
Gunung Slamet.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Festival Gunung Slamet (FGS) siap digelar di Desa Serang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada 4-6 Juni, demikian yang dikemukakan oleh Ketua Panitia FGS 2015, Tridaya Kartika.

"Alhamdulillah, kami sudah sampai pada titik pelaksanaan. Acaranya nanti pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu (4-6 Juni)," katanya di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Sabtu (30/5/2015).

Meskipun baru pertama kali digelar, Tridaya mengatakan bahwa FGS sudah mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, di antaranya calon wisatawan dan kelompok-kelompok pecinta alam.

Menurut dia, hal itu terlihat dari sejumlah vila dan "homestay" di Desa Serang, yang mulai dipesan calon wisatawan yang ingin menyaksikan FGS 2015.

Selain itu, kata Tridaya, sejumlah kelompok pecinta alam dari berbagai daerah, seperti Temanggung, Cilacap, dan Banyumas juga sudah menyampaikan rencana kedatangan mereka.

"Mereka rencananya akan berkemah di sini. Namun yang pasti, kami sudah siapkan vila maupun 'homestay' termasuk tempat untuk berkemah bagi pengunjung FGS," imbuhnya.

Tridaya mengatakan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Provinsi Jawa Tengah telah memasukkan kegiatan FGS sebagai salah satu agenda wisata pada 2016.

Bahkan, kata dia, Dinbudpar Provinsi Jateng siap mendukung pendanaan kegiatan FGS 2016.

Tridaya mengharapkan tiga desa di Kecamatan Karangreja, yakni Serang, Kutabawa, dan Siwarak ke depan menjadi "segitiga emas" pariwisata lereng Gunung Slamet sisi timur-tenggara.

"Tiga desa itu kami kenalkan dengan sebutan 'Serang Kutawarak'," imbuhnya.

Tridaya menjelaskan Serang dikenal sebagai kawasan agrowisata karena desa itu merupakan sentra penghasil sayuran dan buah stroberi, di Kutabawa terdapat pos pendakian Gunung Slamet dan terminal agrobisnis, sedangkan di Siwarak terdapat objek wisata Gua Lawa.

Ia merencanakan kawasan "Serang Kutawarak" menjadi satu paket wisata dengan objek wisata Baturraden di Kabupaten Banyumas dan sejumlah objek wisata di wilayah pantai utara Jateng, salah satunya Guci, Kabupaten Tegal.

"Kami berharap jalur alternatif dari Serang menuju Baturraden yang melalui kawasan hutan milik Perhutani dapat diperbaiki," terang Tridaya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa FGS dimulai pada 4 Juni 2015, pukul 06.30-12.00 WIB, dengan kegiatan berupa prosesi pengambilan air dari Tuk Sikopyah yang selanjutnya diarak menuju Balai Desa Serang.

Menurut Tridaya, Tuk Sikopyah merupakan mata air besar di lereng Gunung Slamet yang berada di wilayah Dusun III, Desa Serang.

Selain menjadi sumber air kehidupan ribuan warga Purbalingga, kata dia, Tuk Sikopyah juga menghidupi warga Kabupaten Pemalang.

"Mata air Sikopyah merupakan mata air terbesar dan tak pernah kering sepanjang waktu. Air Sikopyah diyakini mampu membawa berkah, kesehatan, menjunjung derajat orang yang meminumnya, dan konon mampu menjadikan awet muda," katanya.

Tridaya mengatakan bahwa prosesi pengambilan air Tuk Sikopyah akan dikemas apik dan tanpa mengurangi nilai keskaralan upacara adat.

Dia menjelaskan prosesi pengambilan air akan diiringi seni tradisional desa setempat, yakni seni Gumbeng.

"Daya tarik prosesi pengambilan air Sikopyah ini memiliki nilai jual yang tidak ditemukan di wilayah lain," ujarnya Pada 5 Juni 2015, pukul 09.00-16.00 WIB, digelar pentas seni budaya lokal dan pasar rakyat.

Di sela-sela kegiatan tersebut, lanjut Tridaya, juga akan dilakukan penanaman pohon turus gunung sepanjang jalur Sikopyah.

Puncak kegiatan FGS dilaksanakan pada 6 Juni 2015 mulai pukul 09.00 WIB berupa pergelaran wayang ruwat tunggal, prosesi pembagian air Sikopyah yang sebelumnya ditempatkan pada "lodong" (tempat) air, kirab budaya dan hasil bumi, serta pada malam harinya digelar pentas seni kontemporer.

"Air yang telah diambil dengan 'lodong' (tempat) dari bambu, setelah dikirab menuju Balai Desa Serang, dan disemayamkan sehari, kemudian akan dibagikan secara simbolis kepada sesepuh desa di sekitar Gunung Slamet yang memanfaatkan air Sikopyah. Puncak festival ini digelar di kawasan Lembah Asri, Desa Wisata Serang," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI