Suara.com - Pada beberapa orang, hasrat untuk bercinta begitu besar. Bahkan keinginan berhubungan seks sangat tinggi hingga pasangan kewalahan melayani. Lalu apakah kondisi ini bisa dianggap sebagai perilaku hiperseks?
Ternyata, jawabannya belum tentu! Karena, menurut dr Heru H Oentoeng, spesialis Andrologi dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, hiperseks ditandai dengan keinginan menggebu untuk bercinta baik dengan pasangannya atau orang lain hingga dirinya tak mampu mengontrol keinginan tersebut.
"Hiperseks itu keinginan yang muncul untuk melakukan hubungan seks baik dengan pasangan maupun bukan pasangan sampai tidak mampu mengontrol sehingga mengakibatkan gangguan sosial," kata dokter Heru dalam temu media baru-baru ini.
Gangguan sosial yang disebutkan dokter Heru antara lain dapat menghambat kinerja di kantor atau saat bersosialisasi dengan teman-teman karena pikirannya hanya dipenuhi denga sekas dan nafsu untuk berhubungan seksual.
"Kalau gangguan ini terus menerus muncul dan berdampak sosial hingga enam bulan maka ini bisa dikatakan hiperseks," imbuhnya
Sementara itu, seksolog Zoya Amirin menyebut jika keinginan bercinta yang tak terbendung hanya muncul kepada pasangannya saja dan tidak sampai menganggu kehidupan sosialnya maka bukan termasuk hiperseks.
"Jika nafsu seks besar dan pasangan masih bisa meladeni ya tidak termasuk hiperseks. Istilah hiperseks sebenarnya muncul dari ego laki-laki yang tersakiti. Di mana mereka tidak bisa menerima bahwa dia tidak bisa mengimbangi pasangannya," imbuh Zoya.