Suara.com - Menjadi dokter adalah cita-cita yang ingin digapai oleh Lanny Kuswandi sejak kecil. Namun, apa boleh buat kenyataan memang tak selalu berjalan sesuai harapan.
Meski demikian, ia tak berputus asa untuk mewujudkan keinginannya mengabdikan diri di dunia kesehatan. Tak bisa mewujudkan keinginannya menjadi dokter, Lanny pun lalu memilih menjadi bidan, sebuah profesi yang tak kalah mulia untuk menolong sesama.
"Faktor ekonomi keluarga yang membuat saya memutuskan untuk menjadi bidan setelah berkonsultasi dengan seorang Pastur dan saudara saya yang juga menjadi bidan," terangnya kepada suara.com saat ditemui di tempat praktiknya, Pro V Clinic di Permata Hijau, Jakarta, belum lama ini.
Bagi Lanny, keputusannya itu memang tak mudah dilakukan, mengingat keinginannya untuk menjadi dokter begitu besar. Namun ia dihadapkan pada kenyataan bahwa keempat adiknya pun membutuhkan biaya untuk pendidikan.
Bila Lanny berkeras hati ingin meneruskan kuliah di fakultas kedokteran yang berbiaya tinggi, maka adik-adiknya tentu saja akan kesulitan melanjutkan pendidikannya.
"Di situlah saya berpikir, adik-adik saya juga harus sekolah. Makanya saya pilih jadi bidan yang biayanya tak semahal kedokteran, tapi saya bertekad harus menjadi bidan dengan kualitas yang berbeda," tegas perempuan kelahiran Temanggung, 15 April 1956 ini.
Jual perhiasan...
Jual Perhiasan Demi Cita-cita
Berbekal tekad itulah Lanny kemudian melanjutkan pendidikan kebidanan di Rumah Sakit St Carolus Jakarta sekitar 1974. "Orang tua saya sampai jual perhiasan agar saya bisa sekolah kebidanan di Jakarta. Saya inget banget waktu itu biayanya Rp350 ribu," kenangnya.
Empat bulan pertama menjalani pendidikan kebidanan, Lanny mengaku tidak betah lantaran peraturan dan disiplin yang diterapkan begitu ketat.
"Tinggal di asrama 'kan kebayang gimana hidupnya, didikannya keras dan displin banget. Kalau misalnya tutup jam sepuluh, lalu kita pulang terlambat, wah alamat kena hukuman, nulis buku dosa. Udah gitu, liftnya dimatiin, jadi kita harus lewat tangga," terangnya seraya mengembangkan senyuman mengingat masa lalu.
Meski demikian, Lanny tak memungkiri bahwa berkat didikan asrama yang begitu disiplin telah membentuknya menjadi pribadi yang disiplin, mandiri, tegas dan toleran. "Toleransi dan tenggang rasa itu memang ditanamkan oleh para pendidik baik saat kuliah maupun di asrama, karena yang mengikuti pendidikan 'kan berasal dari berbagai daerah," jelasnya.
Setelah empat tahun menimba ilmu kebidanan, Lanny berhasil merampungkan pendidikannya pada 1978. Setelah itu, ia mengikuti ikatan dinas selama tiga tahun. "Selama ikatan dinas itulah saya ikut kursus bahasa Inggris. Selain untuk menambah kemampuan, saya juga punya target bisa bekerja di luar negeri," ceritanya.
Namun, lagi-lagi kenyataan berkata lain. Saat ingin mewujudkan keinginan untuk bekerja di luar negeri, Lanny justru bertemu jodoh. "Akhirnya saya mengurungkan niat bekerja di luar negeri, karena memutuskan untuk menikah pada 1980," ujar isteri IGN. M. Kuswandi ini.
Meski tidak jadi bekerja di luar negeri, Lanny tak patah arang. Ia terus berusaha untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Singkat cerita, setelah mengawali karirnya sebagai bidan pelaksana di Rumah Bersalin Damai sejak 1978 hingga 1981, ia pun bekerja sebagai perawat di Yayasan The Medical Scheme yang banyak menangani pasien ekspat.
"Di yayasan inilah kehidupan keluarga saya berangsur membaik, bisa menabung, bisa beli mobil dan lain-lain," ujarnya penuh rasa syukur.
Belajar hingga ke Amerika Serikat...
Belajar Hypnobirthing Hingga Amerika
Meski kehidupannya mulai membaik, Lanny tidak lantas berpuas diri. Ia terus menggali sekaligus meningkatkan potensinya untuk mewujudkan impiannya menjadi bidan dengan kualitas yang berbeda.
Selain menjadi bidan, Lanny juga mendalami hypnotherapy yang dipelajarinya dari almarhum Dr. Hukom pada 1999. "Setelah berhasil mendapatkan sertifikat dari pelatihan hypnotherapy itu, saya lalu belajar Basic & Advanced Hypnosis yang dipimpin oleh dr Tubagus Erwin Kusuma SpKJ pada tahun 2000," imbuh perempuan yang senang berlibur ke daerah pegunungan dan pantai ini.
Setelah mengantongi dua sertifikat tersebut, perempuan berpembawaan ramah ini semakin bersemangat untuk memperdalam kemampuannya itu dengan mengikuti pelatihan di Australia. Pada 2001, ia pun berhasil meraih Certified Painless Childbirth dan Stress Management Specialist di Omni Centre Hypnosis, Florida, USA (long distance learning).
"Saya juga ikut HypnoBirthing Course Marie F Mongan Method, pada tahun 2002 yang diselenggarakan oleh Peter Jackson di Perth, Australia," imbuhnya.
Berbekal berbagai pendidikan itulah, Lanny semakin percaya diri untuk memperkenalkan sekaligus mengembangkan hypnobirthing di Indonesia. Tak heran bila pelayanan medisnya terarah dan terasah menjadi holistik sejak 1998 dimana ia bergabung dengan klinik keluarga, Prorevital, yang kini namanya menjadi Pro V Clinic, holistic health care.
Lanny berperan aktif dalam mengembangkan serta meningkatkan program relaksasi, hypno-birthing, hypno pregnancy dan hypno fertility, khususnya bagi ibu hamil dan pasangan muda -- baik secara perorangan, pasangan maupun kelompok.
Di samping itu, pada 2006, selain terdaftar sebagai member dan menjadi perwakilan di Indonesia, Lanny juga mengikuti program holistic health care yang diselenggarakan oleh A.R.E (The Association for Research & Enlightenment, Inc), Edgar Cayce Foundation di Virginia Beach, USA.
Alhasil, sejak 2002 ia memantapkan diri untuk mempraktikkan hypnobirthing kepada pasiennya.
Melahirkan tanpa rasa sakit...
Edukasi Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
Hypnobirthing, kata Lanny, merupakan salah satu teknik autohipnosis (self hypnosis), yaitu upaya alami dalam menanamkan niat positif atau sugesti ke jiwa atau pikiran bawah sadar dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan persalinan. "Dengan demikian ibu hamil dapat menikmati indahnya masa kehamilan dan lancarnya proses persalinan," terangnya.
Metode hypnobirthing ini, lanjut Lanny, didasarkan pada keyakinan bahwa setiap perempuan memiliki potensi untuk menjalankan proses melahirkan secara alami, tenang, nyaman bahkan bisa tanpa rasa sakit.
"Program ini mengajarkan ibu hamil untuk menyatu dengan gerak dan ritme tubuhnya saat menjalani proses melahirkan, membiarkan tubuh dan pikirannya untuk bekerja, serta menyakini bahwa tubuhnya mampu berfungsi sebagaimana seharusnya sehingga rasa sakit bisa menghilang," urainya panjang lebar.
Selain itu, menurut Lanny, hypnobirthing merupakan pendekatan yang efektif untuk menetralisir dan memprogram ulang (reprogramming) rekaman negatif dalam pikiran bawah sadar dengan program positif.
Hasilnya, rekaman yang tertanam dalam pikiran bawah sadar bahwa persalinan yang menakutkan dan menyakitkan itu bisa terhapus dan berganti dengan keyakinan baru bahwa persalinan berlangsung sangat spiritual, mudah, lancar dan nyaman.
Keberhasilannya dalam memperkenal metode hypnobirthing inilah yang membuat Lanny kini dikenal sebagai pakar hypnobirthing di Indonesia. "Ini artinya, doa dan afirmasi dalam hati yang terus saya ucapkan sejak dulu kini menjadi kenyataan. Saya bisa menjadi bidan dengan kualitas berbeda melalui hypnobirthing," ucapnya bangga.
Tak hanya itu, Lanny juga bersemangat untuk berbagi ilmu kepada rekan-rekan seprofesinya agar keterampilan itu bisa dimiliki juga oleh bidan lainnya. Inilah yang membuat Lanny kerap melakukan pelatihan hypnobirthing bagi para bidan dan mengedukasi ibu hamil secara holistik.
Hingga kini, Lanny terus berupaya untuk mengembangkan hypnobirthing di Indonesia agar keterampilan ini semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. "Rencananya, akhir tahun ini, tepatnya Oktober, saya akan mendalami lagi hypnobirthing tingkat lanjutan di Amerika Serikat. Doakan ya, semoga berjalan lancar," ujar perempuan yang dulunya gemar berenang, tenis dan bulutangkis ini.
Meski aktifitasnya tersebut begitu menyita waktu, namun Lanny tidak pernah lupa untuk tetap memperhatikan keluarga tercintaya. Di sela-sela kesibukannya itu, ia tetap mempunyai waktu untuk menjaga kebersamaan dengan keluarga yang menjadi penyemangat hidupnya.
"Kalau lagi liburan, biasanya saya menikmati kebersamaan di rumah dengan suami, karena sudah tiga tahun terakhir suami tugas di Surabaya. Jadi, jarang ketemu," cerita ibu dari dua anak ini.
Sementara, untuk menjaga stamina tubuhnya, Lanny senang melakukan yoga yang dianggapnya sangat efektif untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. "Gerakan yoga membuat tubuh saya lebih lentur dan rileks. Sakit pinggang yang dulunya sering dirasakan, sekarang jarang banget kambuh," ujarnya yang sudah enam tahun rutin melakukan yoga.