Lanny Kuswandi, Pelopor Hypnobirthing di Indonesia

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 25 Mei 2015 | 12:56 WIB
Lanny Kuswandi, Pelopor Hypnobirthing di Indonesia
Lanny Kuswandi bersama penyanyi, Widi Mulia dan suaminya, Dwi Sasono, salah satu pasangan selebriti yang mengikuti pelatihan hypnobirthing (Dok. Pribadi).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jual Perhiasan Demi Cita-cita
Berbekal tekad itulah Lanny kemudian melanjutkan pendidikan kebidanan di Rumah Sakit St Carolus Jakarta sekitar 1974. "Orang tua saya sampai jual perhiasan agar saya bisa sekolah kebidanan di Jakarta. Saya inget banget waktu itu biayanya Rp350 ribu," kenangnya.

Empat bulan pertama menjalani pendidikan kebidanan, Lanny mengaku tidak betah lantaran peraturan dan disiplin yang diterapkan begitu ketat.

"Tinggal di asrama 'kan kebayang gimana hidupnya, didikannya keras dan displin banget. Kalau misalnya tutup jam sepuluh, lalu kita pulang terlambat, wah alamat kena hukuman, nulis buku dosa. Udah gitu, liftnya dimatiin, jadi kita harus lewat tangga," terangnya seraya mengembangkan senyuman mengingat masa lalu.

Meski demikian, Lanny tak memungkiri bahwa berkat didikan asrama yang begitu disiplin telah membentuknya menjadi pribadi yang disiplin, mandiri, tegas dan toleran. "Toleransi dan tenggang rasa itu memang ditanamkan oleh para pendidik baik saat kuliah maupun di asrama, karena yang mengikuti pendidikan 'kan berasal dari berbagai daerah," jelasnya.

Setelah empat tahun menimba ilmu kebidanan, Lanny berhasil merampungkan pendidikannya pada 1978. Setelah itu, ia mengikuti ikatan dinas selama tiga tahun. "Selama ikatan dinas itulah saya ikut kursus bahasa Inggris. Selain untuk menambah kemampuan, saya juga punya target bisa bekerja di luar negeri," ceritanya.

Namun, lagi-lagi kenyataan berkata lain. Saat ingin mewujudkan keinginan untuk bekerja di luar negeri, Lanny justru bertemu jodoh. "Akhirnya saya mengurungkan niat bekerja di luar negeri, karena memutuskan untuk menikah pada 1980," ujar isteri IGN. M. Kuswandi ini.  

Meski tidak jadi bekerja di luar negeri, Lanny tak patah arang. Ia terus berusaha untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Singkat cerita, setelah mengawali karirnya sebagai bidan pelaksana di Rumah Bersalin Damai sejak 1978 hingga 1981, ia pun bekerja sebagai perawat di Yayasan The Medical Scheme yang banyak menangani pasien ekspat.

"Di yayasan inilah kehidupan keluarga saya berangsur membaik, bisa menabung, bisa beli mobil dan lain-lain," ujarnya penuh rasa syukur.

Belajar hingga ke Amerika Serikat...

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI