Setelah puas menikmati suasana stasiun kuno di kota kembang yang berada dalam sebuah restoran ini, saya pun mulai menyortir daftar menu. dan, di sana saya menemukan beragam menu dengan tema fusion, yang terdiri dari makanan khas Amerika seperti steak dan burger, atau makanan Asia seperti teriyaki dan Bulgogi, makanan Eropa seperti pizza dan pasta hingga makanan khas Indonesia atau lebih tepatnya khas Palembang, Sumatera Selatan.
"Makanan Indonesia yang dihighlight itu memang Palembang. Ya, kalau Sunda kan sudah banyak sekali. Karena kita berasal dari Palembang, jadi kita juga punya misi untuk memajukan kuliner Palembang agar dikenal banyak orang," terang Tazki.
Ia pun lantas menyarankan saya mencicipi Sup pindang iga sapi, yang langsung saya terima. Dari aromanya, saya bisa langsung merasakan lezatnya iga sapi yang lembut yang berbalut dengan saus nanas ini. Ketika kuahnya sampai di lidah, paduan rasa asam, pedas, dan gurih langsung menyapa.
Adapula El capitan nachos yang terdiri dari tortila chips, saus bolognise dan keju mozarela yang menggoyang lidah saya sambil menikmati lalu lintas kereta api di kota Bandung.
Hidangan Palembang tak lengkap rasanya jika tak ada pempek. Dan, pempek merupakan salah satu menu 'jagoan' Kafe Tera Walk Station. Pengunjung bisa menikmati 5 jenis Pempek yang berbeda, yaitu: Pempek kapal selam, Pempek lenggang, Pempek telur kecil, Pempek lenjer, dan Pempek adaan. Konon, Pempek ini diterbangkan langsung dari Palembang ke Bandung.
Sementara untuk minumannya, saya pun mencoba kesegaran jeruk dalam secangkir kopi yang dinamakan 'Kiss the coffee yang dibanderol Rp25 ribu. Kafe satu ini juga memiliki ragam kopi khas Indonesia berkualitas yang berasal dari Aceh Gayo, Toraja, Bali, Irian hingga Garut.
Tertarik menikmati hidangan khas Palembang di kafe a la stasiun kuno ini? Hidangan di sini berkisar antara Rp20-120 ribu.