Suara.com - Black House nama restoran itu. Tempat makan yang berlokasi di Jl Cililin Raya Tirtayasa Kebayoran Baru ini mungkin bisa jadi pilihan, untuk menambah pengalaman bersantap yang unik dan menyenangkan.
Dari tampak depan, Black House sudah terasa unik. Didominasi oleh warna hitam, dinding bergambar setelan dasi kupu-kupu ini menyapa setiap pengunjung yang datang.
Namun setelah masuk, pengunjung bisa memilih di area mana Ia akan duduk. Ini karena Black House yang menempati bangunan empat lantai mengusung delapan area berbeda. Masing-masing area mengusung konsep yang berbeda. Tak hanya penamaan, setiap area juga dihiasi pernak-pernik yang menggambarkan tema yang dipilih.
Di lantai pertama yang bebas rokok terdapat coffee area, books area, boutique area dan yang terbaru Inksomnia area. Di coffee area, menguar aroma kopi espresso yang sedang diracik barista.
Sedangkan di Boutique area, suasana modern begitu kental terasa. Sofa empuk bernuansa gelap berpadu dengan meja kaca diterangi remang lampu. Sangat homey, sehingga kamu bakal betah menghabiskan waktu berjam-jam bersama yang terkasih. Ada pula manequin yang terpajang lengkap dengan dress bervolume serta beberapa koleksi tas yang bisa dibeli, di sudut ruangan.
Nah, para kutu buku akan dimanja dengan beragam koleksi buku lawas yang langka, di Books area. Meski tak banyak, koleksi buku di 'mini library' ini bisa membuat Anda betah berlama-lama di sini.
Dan yang terbaru, Black House menyediakan Inksomnia area bagi Anda yang ingin berbelanja pakaian sembari menyeruput kopi atau sajian minuman yang dihadirkan. Inksomnia menyediakan berbagai koleksi pakaian kasual baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Naik ke lantai dua, ada area Candy dan Flower. Desainnya yang begitu manis, seringkali menjadi pilihan para perempuan untuk bercengkerama bersama sahabat di sini. Warna fuschia mendominasi Candy area. Di salah satu sudutnya teronggok rak kaca berukuran besar yang menyimpan koleksi permen dan cokelat dari dalam dan luat negeri.
Tempat duduk mirip bangku taman dengan meja berwarna putih mengisi area yang lantainya dibuat menyerupai rumput dengan hiasan pohon tiruan dan lampu jalan ini.
Sementara nuansa putih dan pastel kental terasa di ruang Flower. Beberapa hiasan bunga menjadi detil di sudut ruangan. Kesan girly hadir lewat House beauty yang menawarkan paket perawatan salon ekspress seperti make up, atau nail art.
Setelah menyusuri lantai dua yang identik dengan perempuan, beranjak ke lantai tiga, terdapat music area yang didominasi ornamen bertema musik seperti kaset pita mini yang disusun di sebuah dinding, ada pula sebuah display kaca yang memajang koleksi piringan hitam jadul.
Terakhir, Heaven area menguasai roof top lantai 4. Sayang, area ini hanya dibuka pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Katanya sih untuk memberikan pengalaman berbeda bagi pengunjung yang ingin merasakan suasana kota London. Bendera London, box telepon umum berwarna merah, sepeda fixie hingga barbershop yang unik bisa keren diabadikan. Apalagi buat mereka yang hobi selfie. Di area outdoor ini, kita bisa menikmati senja di akhir pekan ditemani angin yang sepoi-sepoi.
Setelah puas menyusuri berbagai area di Black House ini, tiba saatnya saya mencicipi signature menu di resto yang berdiri 2012 lalu. Menu pertama yang saya jajal adalah Beef stroganof. Masakan klasik asal Rusia ini berisi potongan daging sapi yang ditumis bersama jamur berlumur saus spesial ala Black House, yang disajikan bersama Mashed potato.
Tekstur daging yang lembut berpadu dengan krim saus yang gurih melesat dengan nikmatnya. Mashed potatonya sangat creamy. Seporsi Beef stroganof yang dibanderol Rp75 ribu ini pas dijadikan santapan makan siang atau makan malam bersama sahabat atau keluarga.
Menu kedua, tergolong 'all time favorites' bagi pengunjung Black House. Judulnya, Sphagetti oglio with tuna. Harganya dipatok seharga 55ribu rupiah. Menu ini cocok bagi para penyuka pedas. Pasalnya kepedasan sphagetti ini benar-benar berasal dari biji cabe rawit. Daging tuna dan taburan kejunya pun cukup banyak. Yummy!
Selain kedua menu ini, Black House juga menyediakan beragam menu lain seperti burger, pasta, steak, soup hingga ramen.
Di barisan minuman, Black House menawarkan beragam menu berbasis cokelat, kopi dan mocktail. Menu minuman yang saya coba antara lain mocktail Virgin mojito seharga Rp39 ribu, dan Chocolate at Tifany's seharga Rp43 ribu.
Virgin Mojito, minuman asal Cuba yang disajikan saat musim panas ini diracik dari minuman bersoda yang dicampur dengan daun mint, jeruk nipis dan gula. Kesegarannya seakan membasuh kerongkongan yang siang itu terasa begitu kering.
Menu minuman kedua yang saya cicipi adalah Chocolate at Tiffany's. Seperti namanya, menu ini berbahan dasar kopi, cookies dan whipped cream. Buah cherry ditambahkan sebagai pemanis bersama taburan dark choco dan saus cokelat yang membuat saya tak sabar mencicipinya. Rasa manisnya pas, cokelatnya begitu kentara, apalagi remahan cookies di bagian dalam yang berpadu di setiap seruput.
Sedangkan untuk makanan penutup, saya memilih Ugly Nutella. Hmmm, mungkin pepatah "Don't judge book by it's cover" cocok dilayangkan untuk menu satu ini. Meski tampilannya biasa saja, rasa cake satu ini luar biasa nikmat.
Teksturnya yang begitu lembut dan rasanya yang tak terlalu manis membuat brownies satu ini layak Anda jajal ketika berkunjung ke Black House. Merogoh kocek hingga Rp60 ribu rasanya tak masalah untuk sepotong brownies yang lezat ini.
Jadi jika Anda mencari tempat untuk bersantai dengan dekorasi yang unik, masukkan Black House dalam daftar Anda!