Suara.com - Sejuk dan asri, itulah yang saya rasakan saat memijakkan kaki di halaman rumah Ella V. Brizadly, pengusaha sekaligus pemilik brand fashion PRibuMI di daerah Kampung Bulak, Cinangka, Sawangan, Depok.
Suasana homey kian saya rasakan tatkala melihat bangunan rumah dan galerinya yang begitu kental dengan gaya arsitektur Jawa plus beragam furnitur dan barang-barang etnik yang tertata apik, baik di teras maupun dalam ruangannya, menambah kekaguman saya terhadap kediaman perempuan kelahiran Jakarta, 14 Juli itu. Terlihat sekali kalau si empunya rumah sangat mencintai seni dan budaya tradisional.
Kecintaan terhadap tanah air ini pula yang membuat Ella, begitulah biasanya dia disapa, memilih PRibuMI sebagai merek produk fesyen eksklusifnya. "Sebutan PRibuMI 'kan sangat Indonesia dan mencerminkan bahwa produk-produk yang saya buat ini benar-benar karya anak negeri," ceritanya kepada suara.com sembari menunjukkan beberapa koleksi batik dan produk fesyen yang dipajang di galerinya yang bersebelahan dengan rumahnya itu.
Tak hanya itu, lanjut Ella, brand PRibuMI yang diluncurkan pada 24 April 2011 itu juga memiliki filosofi yang dalam. Penggunaan huruf kecil yang berarti “ibu”, kata dia, memiliki arti bahwa setiap hasil karya PRibuMI dibuat dengan penuh kasih sayang layaknya kasih sayang seorang ibu.
Lantas, apa yang melatarbelakangi Ella memilih "ibu" sebagai kekuatan cinta kasih dari setiap produk fesyennya? "Karena awal dibuatnya bisnis ini terdorong dari keinginan besar saya untuk menjadi full-time mother agar makin dekat dengan keluarga," ungkap perempuan berdarah Gorontalo-Bogor ini.
Lepas Karier Demi Keluarga
Kekuatan cinta seorang ibu yang begitu besar terhadap keluargalah yang memang membuat Ella mantap untuk melepas kariernya yang gemilang di sebuah perusahaan pertambangan nasional terkemuka di Indonesia. Ia kemudian fokus mengurus keluarga dan bisnis fesyen yang telah dirintis sejak masih bekerja di perusahaan tersebut.
"Meski awal memutuskan untuk keluar dari zona nyaman bukan hal yang mudah, tapi saya sendiri jika dihadapkan dengan dua pilihan antara karier dan keluarga, sebenarnya sudah lama saya ingin pilih fokus mengurus keluarga," terang Ella yang menjabat sebagai manajer saat melepas kariernya pada 2012.
Tekad bulatnya untuk fokus menekuni bisnis dirasakannya tatkala ia merasakan bahwa bisnis fesyen merek PRibuMI-nya kian diminati banyak konsumen. Ella merasa bisnisnya yang telah dirintis saat masih berkarier itu tak bisa lagi dilakukan sambil lalu.
"Awalnya PRibuMI memproduksi pakaian batik, karena saya 'kan pecinta batik. Hanya saja waktu itu, saya masih kerja kantoran, jadi pakaian yang saya buat sendiri itu dipakai untuk ke kantor," ujarnya.
Nah, seringnya Ella mengenakan pakaian batik yang dibuatnya itu ternyata berhasil menarik banyak perhatian orang. Sejak itulah ia semakin termotivasi untuk menghasilkan ide-ide kreatif lainnya. Tak hanya membuat pakaian, perempuan periang ini mulai melirik pula untuk memproduksi tas dan sepatu batik. Ini dikarenakan Ella selalu ingin tampil matching.
"Saya 'kan Miss Matching, apa-apa maunya perfect. Nggak heran kalau akhirnya saya terpikir untuk bikin sepatu dan tas dari bahan yang sama agar bisa dipadupadankan," jelas Ella bersemangat.
Alhasil, produk tas dan sepatunya pun memikat hati banyak orang. Banyak kalangan elit seperti para istri pejabat, duta besar negara sahabat, sosialita dan mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri, memesan barang-barangnya yang diproduksi secara eksklusif. Untuk satu produk, kata Ella, membutuhkan waktu maksimal dua minggu hingga barang tersebut diterima oleh konsumen. "Pernah waiting list-nya sampai bulanan, tapi konsumen mau menunggu. Wah, ini diluar dugaan sekali, saya nggak nyangka secepat ini responnya," ungkapnya bangga.
Pesanan yang sedemikian banyaknya itulah yang membuat Ella memutuskan untuk berhenti produksi pakaian pada Januari 2012. Ia kemudian fokus memproduksi tas, sepatu dan leather goods. Seiring berjalannya waktu, lulusan Akademi Sekretaris & Manajemen Indonesia (ASMI) ini tak hanya memanfaatkan batik, tetapi juga kain-kain nusantara lainnya seperti ulos, songket dan tenun ikat. Sementara ide rancangannya terinpirasi dari kegemarannya mengoleksi sepatu dan tas merek terkenal kelas dunia.
Ide-ide kreatifnya ini, tambah Ella, lalu direalisasikan oleh kurang lebih 30 pegawainya yang bekerja di workshop-nya yang berada di belakang rumah. Tak hanya itu, mereka juga tinggal di dua mess yang juga berada di lokasi yang sama. "Jadi, selain rumah saya, di area tanah seluas 2000 meter persegi yang disebut Kampoeng PRibuMI ini, ada juga workshop, mess, kantin, fasilitas olahraga, galeri dan warung yang menyajikan berbagai menu untuk para pengunjung," jelas Ella merinci.
Sebagai bentuk konsistensinya mengenalkan sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap Indonesia, Ella juga memberi nama-nama produknya dengan nama-nama pulau dan kota di Indonesia seperti Pulau Samalona dan Pulau Depapre untuk produk tasnya.
Saat ini, PRibuMI boleh dibilang rutin mengeluarkan koleksi baru setiap tiga bulan sekali. “Kita punya quality control yang tinggi, dengan garansi dua tahun bila ditemukan cacat produksi," tambah bungsu dari tiga bersaudara ini.
Selain itu, lanjut Ella, PRibuMI juga melayani customized order. Jadi bila kulitnya sudah rusak, lalu ingin diganti dengan materi lain tentu saja bisa dilakukan.
Sukses Bisnis dan Keluarga
Makin berkembangnya usaha yang dilakukan Ella, selain berkat kerja kerasnya juga dukungan penuh dari suaminya, Brizadly Arifin, dan kedua anaknya: Zachvier A. Brizadly (14) dan Fayzel A. Brizadly (8). Bahkan saking kewalahan mengurusi bisnis yang mengalami perkembangan pesat itu, tak tanggung-tanggung Ella meminta suami untuk ikut bergabung secara total.
Meski awalnya berat lantaran sebagai kepala keluarga harus melepas karier yang memberikannya pendapatan tetap setiap bulan, akhirnya sang suami memutuskan untuk mengikuti jejak Ella demi membesarkan bisnis tersebut.
"Suami mengurus teknisi, sistim, manajemen, dan keuangan, juga sekali waktu memberi masukan untuk urusan desain. Sementara saya menangani langsung urusan desain, event, marketing, sampai customer relation," jelasnya panjang lebar.
Ella sangat yakin bila dua kekuatan inti menyatu untuk mengelola bisnis tersebut, maka hasilnya akan lebih luar biasa. Dan, benar saja, apa yang diprediksinya ternyata terbukti. Produk fesyennya semakin berkembang dan saat ini, kata Ella, PRibuMI telah memproduksi 500 produk dalam sebulan dengan kisaran harga tiap produknya mulai dari Rp500 ribu (untuk gantungan kunci atau sarung ponsel) hingga Rp30 jutaan (untuk tas). Bisa dibayangkan betapa besar omzet yang diraihnya kini.
"Nggak hanya dilihat dari uang saja, tapi yang terpenting adalah saya dan suami jadi punya waktu yang berkualitas untuk keluarga, kebebasan dalam finansial, pengembangan diri dan masih banyak lagi manfaat lain yang tak bisa dihargai dengan uang," jelas perempuan yang mengaku tak hobi ke salon ini.
Berkat prestasi yang dilandasi oleh idealisme dan passion-nya yang kuat dalam berkarya, Ella didaulat sebagai salah satu tokoh inspiratif perempuan Wirausaha Indonesia yang diselenggarakan oleh sebuah bank swasta di Indonesia. Tak hanya itu, ia juga berhasil menyabet penghargaan sebagai runner up Sukma Award 2013 dan Juara III parade 135 Kebaya Nusantara. Sebuah pencapaian yang diakui Ella sangat membanggakan.
“Saya selalu yakin dan percaya, apa-apa yang dilakukan dengan cinta pasti menghasilkan karya yang maksimal,” terang perempuan yang jago masak sambal goreng ati ini.
Ella merasa hidupnya yang dijalaninya saat ini merupakan kehidupan ideal yang memang sudah lama diidam-idamkannya. Tetap bisa berkarya plus menghasilkan uang tanpa meninggalkan keluarga tercinta. "Saya bisa menikmati kopi di teras rumah bersama suami setiap sore pukul 3 sembari menunggu anak-anak pulang sekolah. Buat saya inilah kebahagiaan berkeluarga yang sesungguhnya. Jadi, sangat sederhana 'kan sebenarnya keinginan saya," ujarnya menahan haru.
Meski kesuksesan telah diraihnya, Ella mengaku masih menyimpan banyak harapan besar untuk terus mengembangkan PRibuMI. Ia mengaku sedang berusaha untuk memiliki galeri di tengah kota seperti Jakarta agar produknya semakin dekat dan dikenal oleh masyarakat. "Bukan nggak mungkin kelak, Gallery PRibuMI ada di kota-kota besar di Indonesia. Yang penting kami terus ikhtiar dan berdoa," ucapnya penuh harap.