Membaca Senyum Lelaki, Ada Seksisme di Sana

Sabtu, 11 April 2015 | 18:52 WIB
Membaca Senyum Lelaki, Ada Seksisme di Sana
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Apa arti senyum laki-laki? Apakah ia benar-benar baik dan ramah atau malah memandang lemah perempuan?  Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita simak hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim peneliti dari Northeastern University di Amerika Serikat terkait diskriminasi gender. 

Hasilnya, peneliti menemukan para seksisme lebih sering bermusuhan dengan orang yang relatif  kurang dekat dengan mereka dan mereka juga kurang ramah saat berinteraksi dengan perempuan.

Tapi di luar kelompok ini ada kelompok lain yakni, seksisme baik hati. Jika seksisme 'bermusuhan' adalah antipati atau rasa tidak suka terhadap perempuan dan sering datang dengan perilaku yang dominan dan menghina dalam upaya lelaki untuk mempertahankan kekuasaan.

Maka seksisme 'baik hati' menampilkan diri mereka dengan muka yang ramah. Mereka akan terlihat lebih bisa didekati, hangat, ramah dan lebih mungkin untuk tersenyum.

"Mereka juga menggunakan kata-kata yang lebih positif dan secara keseluruhan lebih sabar sambil menunggu seorang perempuan," kata peneliti utama Jin Goh dam Judith Hall.

Seksisme 'baik hati' ini memiliki perasaan negatif yang sedikit terlihat di luarnya dan lebih paternalistik, mencerminkan pandangan sopan dan subyektif positif terhadap perempuan.

"Lelaki yang termasuk seksisme 'baik hati' ini biasanya memang melihat perempuan dengan hangat dan tulus namun mereka tetap memandang permpuan sebagai makhluk yang tak berdaya, tidak kompeten dan membutuhkan perlindungan dari laki-laki," tulis para peneliti sebagaimana dilansir di jurnal Sex Roles.

Kesimpulan ini diambil setelah para peneliti  mengamati interaksi sosial 27 pasang lelaki dan perempuan di AS.  Mereka difilmkan saat memainkan permainan trivia bersama-sama dan kemudian mengobrol setelahnya. Pengamat meneliti interaksi di antara mereka dengan melaporkan tayangan dan menghitung isyarat nonverbal tertentu seperti tersenyum.

"Sementara banyak orang merasa sensitif terhadap lisan dari para seksisme ini, karena mereka tidak mengasosiasikan diri mereka dengan kehangatan dan keramahan," ujar Goh.

Ia menambahkan, seksisme 'baik hati' seperti serigala berbulu domba. Mereka terkesan baik tetapi secara tidak langsung mendukung praktik  ketidaksetaraan gender. (timesofindia.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI