Gaya Jalanan ala "Graffiti Nation" dari Matrix
Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 10 April 2015 | 15:28 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Keseluruhan koleksi dikemas dalam payung besar bertajuk "Graffiti Nation", produk ini telah sukses diluncurkan di lebih dari 50 negara. Graffiti Nation menampilkan teknik pewarnaan berpadu teknik penataan dan cutting yang begitu dinamis, khas seni graffiti yang identik dengan street-style yang ikonik.
Dalam peluncurannya di Jakarta, Selasa (7/3/2015) Graffiti Nation hadir dalam 15 tampilan model, yang merupakan karya Matrix Australia Artist Collective, Uros Mikic, yang didampingi pemenang Matrix Hairdresser Contest tahun 2012/2013, Andri Tanzil dan Laksmana Jaka Wiedy, serta Cecilia Tan sebagai perwakilan hairdresser dari Matrix Exclusive Salon Partner, dan Matrix Education Team.
Seni graffiti yang menjadi ekspresi kebebasan para seniman sejak era tahun 1960an, dicerminkan Graffiti Nation lewat penegasan teknik pewarnaan grafis yang khas. Garis warna tegas layaknya graffiti, menjadi ciri utama koleksi ini, dipadukan dengan teknik cutting yang lembut sehingga tampilan pun menjadi lebih penuh kejutan.
Koleksi ini juga menampilkan teknik pewarnaan baru yaitu 3D shading yang membingkai garis-garis warna bold yang diciptakan sehingga efek 3D lebih terasa. Pada keseluruhan koleksi, tekstur rambut ditata dengan sangat fleksibel dan alami. Di Indonesia, Matrix Indonesia meluncurkan tiga gaya dari koleksi Graffiti Nation.
“Tren Graffiti Nation mendapat sambutan luar biasa dari industri hairdressing dunia ketika dilansir. Kami mengadaptasi tiga gaya yang sangat sesuai dengan karakter serta gradasi warna kulit konsumen di Indonesia, yaitu Ridged Flames, City Wave dan Downtown Halo. Pilihan warna-warna produk dan teknologi Matrix memudahkan para hairdresser untuk menciptakan koleksi Graffiti Nation yang begitu digemari oleh konsumen," ujar Satria Bakti, Business Unit Manager Matrix Indonesia.
New York menjadi cikal bakal lahirnya seni graffiti, hingga akhirnya menjadi pergerakan seni di tahun 1971 oleh seniman muda, Taki183.
Graffiti kemudian berkembang menjadi seni yang lebih harmonis dan dikenal dengan nama mural pada pertengahan 1970an, hingga akhirnya menjadi bagian dari produksi visual untuk pementasan seni, film hingga video para selebritas dunia. Para seniman kelas dunia seperti Jean-Michel Basquiat dan Keith Harring menerjemahkan graffiti menjadi seni bernilai tinggi dengan karya-karya yang abadi.
Hingga saat ini, graffiti dapat ditemukan mulai dari bentuk mural di tepi jalan hingga galeri termahal. Kehadirannya telah menginspirasi dunia seni, film, fashion, kecantikan, interior dan musik.
BERITA TERKAIT
Ingin Tata Rambut, Kapan Waktu Terbaik Pakai Hair Powder Agar Hasil Lebih Maksimal?
21 November 2024 | 14:58 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI