Subak di Bali Ini Budidayakan Beras Berwarna

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 31 Maret 2015 | 12:09 WIB
Subak di Bali Ini Budidayakan Beras Berwarna
Ilustrasi beras berwarna (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yayasan Trikaya Bali, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap sektor pertanian, membuat proyek percontohan tanaman padi varietas unggul yang mampu menghasilkan beras berwarna, yakni hitam, merah, dan cokelat.

"Bibit didatangkan dari Balai Benih Pertanian Subang, Jawa Barat, yang ternyata cocok dikembangkan di alam Bali," kata Ketua Yayasan Trikaya Bali I Gusti Ayu Putu Erawati di Denpasar, Selasa (31/3/2015).

Didampingi dua stafnya (asisten) Adi Marhendra dan I Wayan Ariana, dia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan uji coba pada petakan-petakan skala kecil di pusat pembibitannya, Ketewel, Kabupaten Gianyar.

Pusat pembibitan yang menyatu dengan aneka jenis tanaman hortikultura lainnya di kawasan Jalan Ida Bagus Mantra itu membuahkan hasil yang cukup menggembirakan.

Pengembangan tanaman padi yang menitikberatkan pertanian organik itu mulai dikembangkan pada petani binaannya di tujuh dari sembilan kabupaten/kota di Pulau Dewata.

I Gusti Ayu Putu Erawati lewat yayasan yang dibentuknya pada tahun 2010 silam telah memberikan tenaga pendampingan dan bantuan kepada petani yang terhimpun dalam wadah subak. Dalam pendampingan itu, petani diarahkan untuk mengembangkan jenis varietas unggul dengan produksi beras yang bermutu yang kualitas dan penampilannya berbeda dengan produksi yang dihasilkan selama ini.

I Gusti Ayu Putu Erawati menambahkan bahwa beberapa petani binaannya mulai menghasilkan padi yang berasnya berwarna hitam (bukan ketan), warna merah, dan cokelat yang kini sedang diminati karena dinilai lebih sehat.

Harga beras berwarna ini jauh lebih mahal daripada beras biasa. Beras warna hitam (bukan ketan) seharga Rp35-40 ribu per kilogram, beras merah Rp25-35 ribu/kg, dan beras cokelat Rp23-25 ribu per kilogram.

Selain itu, masih ada beras warna kuning. Namun masih pro dan kontra, sehingga Balai Benih Pertanian Subang, Jawa Barat, belum mengeluarkan bibit tersebut. Pengembangan padi jenis unggul dengan proses produksi yang ramah lingkungan belakangan makin digalakkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk dan bahan kimia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI