Solusi Mengatasi Seks yang Menyakitkan

Selasa, 31 Maret 2015 | 02:33 WIB
Solusi Mengatasi Seks yang Menyakitkan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagi pasangan suami istri, bercinta adalah bagian dari upaya untuk menjaga kemesraan. Namun, sayangnya tak semua pasangan bisa menikmati hal yang satu ini.  Banyak kejadian, di mana pihak laki-laki begitu bergelora dan menikmati hubungan ini. Sebaliknya perempuan harus menanggung rasa sakit luar biasa, seperti nyeri tak tertahankan, ruam yang begitu gatal, atau rasa yang seperti membakar di organ intimnya.

Bila hal ini terus terjadi, maka dapat membuat kekhawatiran dan kebingungan yang mengganggu keharmonisan hubungan.

"Nyeri saat berhubungan seks adalah salah satu hal yang sering ditanyakan pasien, tetapi sebagian besar sering berjalannya waktu masalah itu dapat diobati," kata Dr Alyssa Dweck, seorang Ob/Gyn di Westchester, New York dan penulis buku "V Is for Vagina".

Bahkan, American Congress of Obstetricians and Gynecologists mengatakan bahwa 75 persen perempuan mengalami kesakitan saat berhubungan seks.  Sudah saatnya para perempuan mengenal gejala yang sering dirasakan, dan mencari solusi kesengsaraan tersebut, agar lebih menikmati 'kebersamaan' dengan pasangan.

Berikut adalah beberapa gejala kesakitan yang sering dialami perempuan saat bercinta.

1. Iritasi di bagian luar organ intim.
Kemungkinan penyebabnya adalah produk perawatan yang tak tepat. Jika iritasi dan kemerahan pada bagian labia luar atau vulva yang menghambat Anda saat bercinta ini bisa jadi memang disebabkan oleh reaksi buruk terhadap area sensitif dari produk perawatan seperti sabun, minyak khusus, atau bahkan kertas toilet.

"Pewarna, parfum, dan zat lainya dalam produk ini dapat memicu iritasi pada "miss V" atau peradangan kulit di sana," terang Dweck.

Penyembuhan yang cepat dapat dilakukan dengan cara membebaskan organ intim dari hal apapun, biarkan selama satu sampai dua hari, maka iritasi akan reda. Ingat, krim atau lotion akan semakin membuat iritasi menyebar. Kemudian, lakukan pemeriksaan kembali pada produk yang Anda gunakan, buang produk yang memiliki bahan kimia tambahan, coba gunakan produk yang mengandung bahan alami.

2. Gatal pada organ intim
Kondisi ini bisa disebabkan infeksi. Jika timbul keputihan dan rasa gatal yang amat sangat, bisa jadi disebabkan infeksi jamur. Kemungkinan lain bisa disebabkan bakteri vaginosis, yang biasanya berwarna keabu-abuan, encer dan mengeluarkan bau amis. Lalu saat PMS, sering terjadi nyeri pada panggul dan mengeluarkan cairan kuning kehijauan.

Jika ini terjadi, segera memeriksakan diri ke dokter. Meskipun banyak obat anti-jamur seperti krim yang dapat menyembuhkan, tetapi jalan terbaik adalah pergi ke dokter dan konsultasikan jalan keluar untuk mengatasi masalah Anda.

3. Vaginismus
Jika penetrasi tidak dapat dilakukan, dan miss V seolah tertutup rapat maka benar-benar mustahil, maka vagina memang tertutup rapat, dan kondisi ini disebut dengan vaginismus, kata Rachel Dardik, profesor kebidanan dan ginekologi di NYU Langone Medical Center. Vaginismus biasanya ditandai dengan nyeri dan kontraksi otot-otot vagina. Masih menjadi misteri mengapa hal ini dapat terjadi, mungkin bisa juga disebabkan karena faktor seperti taruma di masa lalu, seperti pelecehan seksual.

"Kondisi ini membuat miss V benar-benar menolak untuk menerima penetrasi apapun," tambah Dweck.

Tanyakan kepada dokter secara khusus tentang vaginismus, jika benar maka dokter akan menyebutnya sebagai dampak dari rasa stress dan kecemasan. Vaginiusmus ini nyata dapat terjadi, dan itu pasti bisa diobati.

"Kami akan melatih wanita dengan membantu mereka me-rileks-kan otot-otot dasar panggul, yang tentu dapat membantu banyak dalam masalah ini," kata Dardik.

4. Kekeringan di organ intim.
Kemungkinan penyebabnya karena stress, obat-obatan, atau hormon. Kekeringan vagina banyak dialami oleh perempuan tanpa mereka sadari saat berhubungan seks sekalipun. Beberapa obat tertentu, seperti antihistamin disebut dapat mengeringkan selaput lendir di organ intim.

Suara.com - "Ini juga bisa terjadi karena penurunan kadar estrogen setelah melahirkan, selama menyusui, atau saat mendekati masa menopause," katanya.

Anda dapat menggunakan lotion berbasis silikon sebagai pelumas untuk merangsang kembalinya pelumas alami Anda. Selain itu, coba untuk hilangkan pikiran buruk atau stres agar produksi estrogen kembali normal. Jika terkait menopause, produksi  estrogen mungkin akan menurun drastis, namun kekeringan vagina dapat diatasi dengan konsultasi ke dokter dan meminta resep seperti menggunakan krim estrogen untuk "miss V".

5. Rasa sakit menusuk pada organ intim
Kemungkinan penyebabnya adalah kista ovarium. Rasa sakit menusuk yang sangat parah bisa menjadi tanda dari kista ovarium. Selama penetrasi, perempuan akan berusaha menekan karena sakit yang tak tertahankan.

"Kista ini berisi cairan yang terletak pada indung telur, dan jika itu digosok atau disentuh, bahkan dengan vagina sebagai penghalang, rasa sakit akan tetap ada," kata Derdik.

Derdik, menyarankan mereka yang masuk usia menopause, segera memeriksakan diri ke dokter karena kista akan semakin rentan pada masa-masa itu. Tapi untuk perempuan yang lebih muda, kista ovarium tidak menjadi sesuatu yang perlu di khawatirkan, walaupun tetap harus ditangani secepatnya.

"Sebagian besar kista bersifat jinak, dan mereka cenderung menghilang dengan sendirinya," katanya. (Foxnews)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI