Ada dua jenis ramen di dunia ini. Yang pertama adalah mie instan yang dikemas untuk mereka yang menginginkan kepraktisan. Ini menjadi favorit anak kost dan para mahasiswa, dan menjadi salah satu temuan terbesar dalam industri pengolahan makanan.
Sedangkan kelompok kedua, adalah mie tradisional yang dibuat dengan ketrampilan tinggi yang membuat pencintanya harus menunggu berjam-jam untuk menikmatinya.
Dan menyoal mie ini, di Jepang, ramen bukan sekedar makanan tapi juga sejarah. Karena ada sebuah museum yang dikhususkan untuk mengenang kisah ramen atau mie. Museum itu terletak di Yokohama, yang bisa dicapai beberapa jam dengan menggunakan kereta dari ibukota Tokyo.
Yokohama memiliki satu museum untuk mie instan dan satu lagi untuk ramen buatan tangan. Tapi keduanya memiliki kesamaan, yakni menawarkan sampel yang bisa dibawa pulang.
Di Shin-Yokohama Raumen Museum (tambahan huruf u pada kata ramen, memberikan kata retro merasa), kita akan menemukan sembilan kedai yang menampilkan ramen dalam berbagai gaya.
Brosur dalam bahasa Inggris yang dibagikan di museum ini, dengan gamblang menjelaskan gaya di masing-masing kedai, apakah mie lurus, keriting atau keriput. Juga seberapa tebal mie-mie itu dengan menggunakan skala lima poin. Kekayaan kaldunya juga dijelaskan dalam nilai pada skala lima. Pokoknya komplit!
Di setiap toko, pengunjung bisa memesan dan membayar ramennya dalam cara kuno, melalui mesin penjual tiket yang masing-masing tombolnya dilengkapi dengan foto jenis mie yang disediakan.
Beberapa jenis mie ditawarkan dalam porsi kecil, sehingga pengunjung bisa beberapa jenis mie sekaligus karena ukuran mie ini tidak segera membuat pemakannya merasa cepat kenyang. Jika Anda kebingungan, bisa meminta tolong staf untuk menekan tombol mini-ramen.
Salah satu kedai itu menjual ramen dari replika toko di Kyushu (di bagian selatan Jepang) yang didirikan pada tahun 1954. Kedai ini menyajikan mie dengan kaldu yang lezat dengan taburan bawang putih panggang di atasnya.Tapi bentuk mie yang menyerupai spaghetti mengurangi kesan eksotis (seperti yang dijanjikan tahun pembuatannya). Jadi memperhatikan brosur dengan teliti akan sangat membantu.
Pilihan lain adalah ramen miso yang paling terkenal di negeri ini, dari Hokkaido, dan replikasi sup dari sebuah toko di Tohoku yang tersapu tsunami 2011.
Kedai-kedai ramen ini terletak di bangunan berlantai dua yang dirancang sedemikian rupa untuk menghadirkan kembali romantisme kota pada tahun 1958, lengkap dengan distrik perbelanjaan lusuh yang selalu bermandikan cahaya senja.
Mengapa tahun 1958? Karena tahun itu dipilih sebagai lahirnya ramen instan. Ada juga poster film dan fasad toko untuk toko kantor pos dan rumah gadai, bersama sebuah toko beneran yang menjual permen dan mainan kuno. Ini adalah periode yang membangkitkan nostalgia untuk Jepang.
Di toko hadiah, Anda dapat memilih paket untuk dibawa pulang. Pengunjung bisa memilih berbagai jenis mie kemasan, rasa sup dan minyak dibumbui, dengan label pribadi. Toko ini juga menjual ramen kemasan, mangkuk, sendok dan souvenir lainnya. Sst, beberapa mie kemasan asal Indonesia, seperti mie goreng dari Indomie dan Nissin juga ada di sini loh.
Di dekatnya adalah pameran tentang ramen di Eropa, ramen ala Jepang dan alat-alat yang digunakan untuk membuat ramen di masa lalu. (news.com.au)