Cerita Kuliner di Pasar Lama Tangerang (1)

Kamis, 26 Maret 2015 | 18:15 WIB
Cerita Kuliner di Pasar Lama Tangerang (1)
Kawasan Pasar Lama, Tangerang. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pasar Lama, sebagai salah satu kawasan perdagangan tertua di Provinsi Banten, menyimpan banyak cerita. Tak habis cerita itu ditelusuri dalam sekali kunjungan. Salah satunya adalah cerita kuliner.

Suara.com - Ratusan jajanan dari berbagai jenis makanan dan minuman tersedia di kawasan dekat titik Nol kilometer Kota Tangerang itu. Mulai dari makanan ringan hingga berat. Juga minuman panas ataupun minuman dingin.

Itu juga yang saya temui saat menyambangi Pasar Lama beberapa waktu lalu. Deretan kuliner yang menggugah selera, seperti kue pepe, bakso, es doger hingga es cincau pun menyambut saya. Beberapa langkah memasuki pasar tradisional itu, kepulan asap pun memenuhi jalanan.

Saya melihat deretan pedagang sedang membakar sate dan otak-otak. Usut punya usut, kedua kuliner ini adalah beberapa dari kuliner legendaris yang terkenal di Pasar Lama Tangerang. Babi asap, sate babi, laksa Benteng, asinan Lan Jin, dan otak-otak ikan tenggiri adalah favorit di kawasan ini. Tapi masih ada sederet makanan lain yang wajib dicari saat berkunjung ke Pasar Lama.

Berikut beberapa di antaranya:

1. Bakso Mas Gino
Untuk warga asli Tangerang, siapa yang tak tahu kedai bakso yang satu ini? Warung bakso ini termasuk sudah cukup tua. Bagi yang lahir di era 80-an di Tangerang, tidak jarang di zamannya bakso ini jadi andalan kuliner sata berakhir pekan bersama keluarga. Rasanya yang gurih, keaslian kaldu sapi dan empuknya bakso daging membuat ketagihan. Ditambah harganya yang terjangkau, bahkan sangat murah dibanding cita rasa khas bakso sapi besar itu. Selain bakso, Mas Gino, si pemilik warung, juga menyediakan mie ayam dan es campur. Bakso ini buka dari siang hingga malam.

2. Roti Bakar 88
Jakarta punya Roti Bakar Eddy di Blok M. Nah, Tangerang punya Roti Bakar 88. Seperti namanya, menu andalannya adalah roti bakar dengan berbagai jenis isi. Perpaduan manis, dan empuknya roti membuat lidah santai mengunyah sedikit demi sedikit roti. Lelehan susu kental menambah rasa enaknya. Terlebih roti dipadu dengan minuman yang tak begitu manis. Semisal teh tarik atau kopi. Selain roti, primadona Roti Bakar 88 lainnya adalah internet atau indomie telor kornet. Ini seperti makanan khas warung kopi, namun lebih spesial. Karena diolah dengan serius, tak hanya menonjolkan bumbu mie. Kadang mie itu dicampur dengan parutan keju. Banyak makanan lain di Roti Bakar 88. Mulai dari nasi goreng sampai masakan khas Tionghoa. Tempatnya yang luas membuat tempat makan ini banyak dikunjungi anak muda. Saban malam bahkan sering ada pertunjukan musik dari para pengamen.

3. Roti Cane
Roti cane di pinggir jalan di Pasar Lama, menjadi salah satu favorit yang dicari. Letaknya di pinggir jalan dan harganya yang murah membuat roti cane milik Sudram ini laris manis.  Dia membuka gerobak pink-nya dari pukul 5 sore sampai 11 malam. Roti khas India itu dimakan dengan kare ayam dan kambing. Selain cane, Sudram pun menjual mie India dan martabak telur India. Untuk yang tak suka rempah, jangan khawatir rasa cane Sudram ini tidak terlalu pekat dengan aroma bawang. Sudram menjual cane bersama istri dan anaknya. Terkadang istri Sudram mengenakan sari -pakaian perempuan India. Satu porsi roti cane Sudram dibanderol Rp13 ribu.

4. Bubur kepiting Hokie
Bubur ayam mungkin sudah terlalu mainstrem, bagaimana dengan bubur kepiting? Di Pasar Lama ada Bubur Kepiting Hokie, itu nama keberentungan pedagang. Bubur kepiting itu menjadi satu-satunya di Pasar Lama. Rasa khas kepiting mejadikan bubur itu tergolong spesial. Porsi yang tak begitu banyak ini dijual Rp20 ribu. Tak hanya itu Bubur Kepiting Hokie juga menyediakan bubur Juhi, bubur ayam dan bubur abon sapi.

5. Es Podeng
Setelah berjelajah di kawasan Pasar Lama, es podeng mungkin bisa menjadi penutup. Banyak penjual es podeng di Pasar Lama. Soal rasa tak beda jauh, kebanyakan penjual menjajakan esnya di gerobak. Meski bukan menjadi makanan khas Tangerang, es Podeng paling dicari saat berkunjung ke Jalan Kisamaun. Perpaduan rasa kelapa dan alpukat menjadikan es ini penyengar tenggorokan yang sempurna. Seporsi harganya Rp5 ribu saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI