Suara.com - Meat Me Steak House & Butchery, demikian restoran ini dinamai. Sesuai namanya Meat Me menjadikan steak dan daging olahan sebagai hidangan utama di daftar menunya. Yang membuat beda, di sini pelanggan bisa menentukan sendiri ukuran steak yang ingin disantapnya.
Ketika saya menyambangi Meat Me di Food Society Mal Kota Kasablanka, beberapa waktu lalu, sebagian meja yang ada sudah terisi. Sejumlah keluarga tampaknya memilih menghabiskan libur akhir pekan di restoran yang interiornya ditata dalam gaya retro yang cozy ini.
Suasana di dalam memang terasa sedikit berbeda dengan tampilan luar restoran yang tak terlalu luar biasa, tapi unik. Begitu masuk, pengunjung langsung disambut etalase yang menawarkan berbagai jenis daging steak dalam berbagai ukuran. Juga berbagai jenis daging olahan, seperti sosis, daging asap, salami yang semuanya hasil olahan dapur Meat Me.
"Daging ini sengaja kami letakkan di depan, agar pengunjung bisa memilih sendiri daging sesuai selera mereka, baik jenis maupun ukurannya," ujar Peter, Executive Cheff Meat Me.
Ya, berbeda dengan steak house lainnya, di Meat Me pengunjung bisa memesan steak sesuai 'ukuran' perutnya. Jadi jika Anda merasa steak dengan 50 gram sudah cukup, maka awak Meat Me akan melayani pesanan Anda dengan senang hati. Anda pun tak perlu khawatir bakal membayar kemahalan, karena harganya dipatok sesuai berat steak yang Anda pesan.
Tapi Meat Me tak hanya menyediakan steak, tapi juga berbagai hidangan lain seperti pasta, burger, pizza, sandwich, seafood ataupun ayam. Sedangkan untuk makanan penutup, biasanya Meat Me menyediakan menu khusus tiap bulan. Tapi ada tiga makanan penutup yang menjadi pnghuni tetap di daftar menunya, yakni Vanilla creme brulee, Apple tart dan Chocolate fudge brownie.
Dan bagi mereka yang kepincut dengan daging olahan produksi Meat Me, Anda bisa membelinya di sini.
"Dijamin segar dan tanpa bahan pengawet ataupun penambah rasa," tambah Peter yang mengaku khusus mempelajari bisnis restoran di Sidney, Australia.
Dan, sore itu saya berkesempatan mencicipi Mix Grill yang dibanderol Rp210 per porsi. Menu ini adalah paduan dari sirloin steak, dada ayam dan lamb back yang disajikan dengan kentang goreng dan saus barbeque.
Saat dihidangkan, hidangan ini menguarkan aroma yang menggoda dalam ukuran yang cukup besar. Namun terus terang harus saya akui soal rasa, Mix Grill ini tak jauh berbeda dengan steak yang banyak dijual restoran lain. Rata-rata!
Kesan lebih dalam justru ditinggalkan oleh Apple tart yang saya pilih sebagai makanan penutup. Makanan penutup yang dibanderol Rp40 ribu ini terasa begitu lembut dengan paduan apelnya yang segar.
Jika Anda ingin menikmati steak dalam suasana yang berbeda maka Meat Me bisa menjadi alternatif pilihan. Selain di Kota Kasablanka, Meat Me yang hadir di Jakarta sejak 2013, juga bisa ditemukan di De Breeze BSD City dan Lippo Mal Kemang, Jakarta Selatan.