Mengapa Tempat ini Dijuluki "Tebing Instagram"

Jum'at, 20 Maret 2015 | 09:34 WIB
Mengapa Tempat ini Dijuluki "Tebing Instagram"
Tebing Keraton yang sedang ngetren di Bandung (suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tebing Keraton menjadi salah satu tempat wisata di Kota Bandung yang belakangan ramai dibicarakan, bahkan sempat dijuluki sebagai "Tebing Instagram" saking tenarnya tebing ini di Instagram.  Selain menyuguhkan pemandangan yang indah, pengunjung dapat menghirup udara segar perbukitan. Pilihan yang pas untuk menyepi dari rutinitas.

Penasaran dengan tempat ini, saya pun memutuskan untuk berkunjung ke tebing yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut ini. Tebing ini terletak di dalam kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) Ir. H. Djuanda tepatnya di Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Kabupaten Bandung.

Dari pintu gerbang Tahura Ir. H. Juanda, saya hanya perlu mengikuti jalan lurus sepanjang sekitar 500 meter, hingga menemukan papan penanda jalan menuju Tebing Keraton.  Deretan rumah mewah mengapit jalan sepanjang  8 kilometer yang mengantar saya ke lokasi.

Meski penunjuk jalan relatif lengkap, jalan menuju tebing butuh perjuangan. Jalan yang menanjak dan rusak, membuat pengendara mobil ataupun motor harus sangat berhati-hati.

Setelah perjalanan tersebut, saya pun tiba di warung bandrek atau yang biasa disebut Warban, di mana ada segerombolan tukang ojek yang telah menunggu, untuk membawa saya dan wisatawan lain menuju pintu masuk Tebing Keraton, yang berjarak 2 kilometer.

Perjalanan pun dilanjutkan dengan ojek dengan tarif Rp35-50 ribu sekali jalan. Jalanan yang semakin curam dan rusak, membuat ojek lebih menjadi pilihan karena para tukang ojek lebih menguasai medan.

Sesampainya di pintu gerbang, saya menemukan loket penjualan tiket masuk. Setiap pengunjung harus membeli tiket seharga Rp11 ribu untuk menikmati keindahan Tebing Keraton.

Dari pintu masuk saya harus berjalan jalan setapak, sebelum akhirnya pemandangan hijaunya perbukitan tersaji di hadapan mata.  Deretan pohon pinus diselimuti kabut saat saya sampai. Cahaya matahari membuat pepohonan berwarna keemasan dengan pegunungan memanjang sebagai latarnya.

Para wisatawan biasanya datang pada pagi hari dan sore hari. Karena menikmati matahari terbit dan terbenam dari sini tak hanya indah, tapi juga romantis. Sayang, waktu kunjungan ke Tebing Keraton dibatasi hanya sampai pukul 18.00 karena minimnya penerangan yang ada. Padahal, terbayang indahnya pemandangan kota Bandung dari atas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI