Pemeliharan hewan ini, kata Fadhil, juga untuk menghindari kepunahan.
"Artinya begini, nanntinya kalau musang ini ada kemungkinan untuk punah atau lainnya, kita musang Lovers Aceh atau Musang Lovers Indonesia masih punya yang sudah diperanakan, yang sudah diternakkan di Indonesia, yang sudah domestik yang bisa dipelihara dan bisa menghasilkan dari segi bisnis dan gak lagi mengambil dari alam. Karena untuk pertamanya kita ambil dari alam," katanya.
Sebab itu, kata dia, saban Minggu komunitas melakukan gathering di pusat-pusat keramaian sambil membawa musang. Gathering dimanfaatkan sebagai ajang memperkenalkan musang kepada masyarakat.
"Setiap minggu kita gathering di tempat yang rame- kan nanya orang, ini musang ya, ya kita jelaskan, musang ini jinak bisa dipelihara dan segala macam. Sebenarnya musang gak makan ayam, tapi ayamnnya salah tempat pemeliharaan," ujarnya.
Kata dia, gathering dengan membawa musang memberikan hasil positif. Masyarakat semakin mengetahui persoalan musang. Bahkan, beberapa yang waktu lalu, kata dia, masyarakat yang berhasil menangkap musang langsung menyerahkannya kepada komunitas Musang Lovers.
"Ada beberapa kali yang menelpon saya, kasih musang liar, saya lepas liarkan kembali ke alamnya. Ada yang kasih musang jinak, ya kita kasih untuk kawan-kawan untuk dipelihara," ujarnya.(Alfiansyah Ocxie)