Kopi Asal Bengkulu Ini Memadukan Kopi Arabika dan Robusta

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 10 Maret 2015 | 13:18 WIB
Kopi Asal Bengkulu Ini Memadukan Kopi Arabika dan Robusta
Ilustrasi kopi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Petani di Desa Batu Bandung Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, mengembangkan kopi Aroba, kopi yang merupakan perpaduan kopi jenis arabika dan robusta.

"Kami menyebutnya kopi Aroba, singkatan dari arabika robusta dalam satu batang," kata Sahid, salah seorang petani yang mengembangkan sistem Aroba di Desa Batu Bandung, Selasa (10/3/2015).

Sistem ini merupakan hasil eksperimen petani yang meremajakan tanaman kopi dengan sistem stek atau sambung. Sebelumnya, sebagian besar petani di daerah itu menanam kopi jenis robusta dengan usia tanaman sudah mencapai puluhan tahun. Dan untuk meremajakan  kopi tersebut, petani menggunakan sistem stek atau sambungan. Batang bawah kopi yang sudah berusia puluhan tahun disambung dengan tunas baru.

"Sebagian tetap menyambung jenis robusta di batang atas sama dengan jenis batang bawah tapi ada yang menyambung jenis arabika, nanti buahnya adalah jenis arabika," jelasnya.

Sedangkan jenis Aroba adalah kopi dengan batang bawah jenis robusta yang memiliki dua cabang, lalu masing-masing cabang disambung dengan jenis arabika dan jenis robusta. Sehingga dalam satu batang dengan dua cabang dapat menghasilkan dua jenis kopi yang berbeda.

"Jadi bisa memanen dua jenis kopi ini, tinggal menyesuaikan dengan permintaan," kata Sahid.

Sahid yang memiliki kebun seluas tiga hektare itu telah mengembangkan kopi jenis Aroba. Awalnya ia menyambung kopi dengan batas atas jenis arabika karena kebutuhan bahan baku kopi luwak.  Sebagian besar konsumen kopi luwak, menurutnya, menginginkan buah jenis arabika.

"Sedangkan di sini hampir seluruh petani mengembangkan robusta, jadi kami mengganti batang atas arabika, buahnya juga akan sesuai batang atas, arabika," katanya.

Dengan sistem stek atau sambung itu Sahid sudah memiliki 2.500 batang atas jenis kopi arabika yang siap panen pada 2016 untuk keperluan bahan baku kopi luwak. Kabupaten Kepahiang memiliki luas areal tanaman kopi terluas dibanding sembilan kabupaten lain di Bengkulu, yakni mencapai 26 ribu hektare dengan produksi pada 2012 sebanyak 20.366 ton. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI