Menikmati Sate Gurita di Tepi Samudra Hindia

Siswanto Suara.Com
Minggu, 08 Maret 2015 | 16:54 WIB
Menikmati Sate Gurita di Tepi Samudra Hindia
Gurita. (Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di jalur Lintas Barat Sumatera yang menghubungkan Lampung dengan Bengkulu, ada pondok makan yang menyajikan sate gurita sebagai menu andalan.

Dengan Rp20 ribu, penyuka wisata kuliner bisa menikmati satu porsi sate gurita dengan saus kecap atau kacang yang disajikan bersama semangkuk sup ayam di Pondok Sate Gurita yang ada di pinggir Pantai Linau, pantai barat Sumatera yang menghadap Samudra Hindia di Desa Air Long, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur.

Yeni, salah satu karyawan di pondok makan, menuturkan bahwa sate dibuat dari gurita yang dibeli dari nelayan setempat.

Pekerja pondok sate itu terlebih dulu membuang tinta dan mencuci bersih gurita, lalu merebusnya selama lebih kurang 10 menit sebelum memotong-motong dagingnya dan memasangnya pada tusukan.

Menurut Yeni, perebusan dilakukan untuk memudahkan pengolahan, membuat daging gurita lebih mudah dipotong dan ditusuk.

"Kalau tidak direbus sulit memotong-motong daging gurita. Selain itu kalau sudah direbus proses membakar tidak terlalu lama agar daging gurita tidak kenyal dan keras," kata dia.

Tangkapan nelayan lokal

Kabupaten Kaur berjarak 200 kilometer dari Kota Bengkulu dikenal dengan hasil laut seperti gurita dan ikan tuna.

Pemandangan gurita yang dijemur sekaligus dijual dapat ditemui di sepanjang Jalan Lintas Barat, terutama di wilayah Kecamatan Merpas, Kaur. Ada pula gurita segar yang dijual, harganya Rp30 ribu per kilogram.

Yeni mengatakan saudaranya membuka pondok sate gurita karena hasil laut seperti gurita di pesisir Kaur cukup melimpah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI