Tiga Desainer Tampilkan Sentuhan Indonesia nan Menawan

Jum'at, 27 Februari 2015 | 18:30 WIB
Tiga Desainer Tampilkan Sentuhan Indonesia nan Menawan
Salah satu koleksi Wignyo Rahardi yang ditampilkan di IFW 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (26/2/2015). (Sumber: @IndonesiaFW)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak hanya desainer muda, para desainer senior yang sudah berpengalaman di dunia fashion pun turut meramaikan panggung Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 pada hari pertama, Kamis (26/2/2015) di Jakarta Convention Center, Jakarta.

Adalah Poppy Dharsono yang memamerkan karya terbarunya dengan sentuhan berbeda. Kali ini ia mengangkat kain Endek Bali.

Kain Endek hadir memukau dalam koleksinya dengan motif dan warna yang beragam. Kain-kain tersebut bertransformasi menjadi dress, atasan, celana panjang, jaket, rok hingga outer yang cantik.

Beberapa busana didesain dengan taburan payet, membuat busananya terlihat semakin elegan. Ada pula rok yang dikombinasikan dengan tulle sehingga terlihat menawan.

"Setelah selama lima tahun saya mengekspos Jawa Tengah, kini perhatian saya sedang fokus pada kain Endek Bali,” ujar Poppy.

Selain Poppy, Agnes Budhisurya juga menampilkan karyanya di panggung IFW 2015 dengan tema 'Dongeng Makhluk Surgawi' di mana dia menampilkan dua ikon, yakni Burung Merak dan Naga.

Burung Merak, menurut Agnes digambarkan sebagai sosok yang cantik dan mahal. Sebagai desainer lukis, Agnes mengabadikan sosok Merak itu melalui lukisan di busananya.

Hal ini juga direpresentasikan pada rancangannya yang terlihat ringan dan melambai, beberapa terbuat dengan material sifon.

"Saya menggunakan teknik melukis bebas. Ada pula lukis bordir yang saya berikan sentukan cat dengan kuas untuk efek tiga dimensi, agar menonjol dan memperkaya warna," ujar Agnes.

Selain itu, ia juga melakukan teknik perpaduan antara membatik dan melukis. Dalam hal ini, Agnes menggunakan canting dan kuas sekaligus.

"Coraknya tradisional dari canting dan tetap ada goresan bebas tangan saya. Saya ingin memperkaya corak batik dengan goresan bebas saya," ujarnya lebih lanjut.

Sementara pada karakter Naga yang kuat, Agnes menggambarkannya pada garis tegas pada setiap busananya.

Wignyo Rahardi juga menampilkan koleksinya yang menggunakan material tenun ATBM yang berbahan dasar sutera.

Busananya memiliki potongan seperti ikan dan juga duyung dengan rok lebar bawah. Wignyo mengaku, dirinya terinpirasi dengan sirip dan sisik ikan.

"Saya aplikasikan yang terakhir tadi desainnya seperti ikan duyung. Secara keseluruhan saya mengangkat handmade tradisional yang dibuat secara modern. Karena desainnya lebih modern dan urban," jelasnya.

Ketiga desainer ini mengeluarkan 20 set busana pada kali ini. Masing-masing mengeluarkan koleksi dengan sentuhan kain ataupun motif bergaya Indonesia.

Seperti diketahui, dunia fesyen tanah air memang sedang berkembang dengan pesat. Dan kini telah banyak desainer muda lain yang muncul, sehingga persaingan pun semakin ketat. Namun, ketiganya optimis dapat bersaing di industri fesyen Indonesia.

"Kalau kita melakukan segala sesuatu dengan hati dan kesungguhan, kita pasti dapat bertahan dan tidak akan tersisih. Masing-masing dari kira sudah punya tempatnya sendiri di hatu para klien. Asal kita tahu di mana target market kita," kata Poppy menanggapi hal ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI