Ini Baik Buruknya Suntik Botox

Jum'at, 20 Februari 2015 | 18:16 WIB
Ini Baik Buruknya Suntik Botox
Ilustrasi suntik botox. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Banyak orang senang ketika garis-garis halus dan kerutan terhapus dari wajahnya dengan menggunakan suntik botox. Ya, siapa yang tak suka melihat diri tampil lebih muda dalam hitungan hari? Namun, masalah muncul ketika seseorang terus menambah dosis demi penampilannya. Bahkan mereka cenderung mengabaikan 'tengat' waktu selama empat sampai lima bulan untuk melakukan prosedur botox berikutnya.

Pada taraf ini, orang mulai disebut sebagai pecandu botox. Secara psikologis mereka tergantung pada botox karena bisa secara instan mengembalikan kemudaan kulit. Faktor ini juga yang membuat orang meninggalkan dermatologist dan mengabaikan peringatan mereka.

Padahal terlalu sering menyuntik botox dapat merugikan. Para ahli juga mengingatkan pentingnya para pasien dan dokter disiplin menahan diri untuk mengulangi sesi botox seperti yang dianjurkan.

Terlalu sering melakukan suntikan dapat membuat raut wajah terlihat tak alami dan seperti plastik. Akibatnya orang tak dapat menggerakkan otot wajahnya untuk berekspresi.

Fakta botox.
Botox adalah protein murni yang disuntikkan untuk membuat otot menjadi lemas. Kondisi ini dapat  bertahan selama 3-5 bulan. Setelah ini, efeknya akan mereda, sehingga kerutan mulai muncul kembali.

Hal baik dari botox adalah dapat segera menghapuskan keriput dan memberikan tampilan yang lebih segar dan muda dalam waktu seminggu setelah injeksi. Selain itu belum ada efek berbahaya yang dilaporkan akibat penggunaan botox secara teratur, selama tidak terlalu sering diulang.

Sedangkan kabar buruknya, begitu efek toksin memudar seseorang akan kehilangan tampilan muda dan mereka mulai mendambakan botox lebih sering.
Buntutnya, mereka akan mendapatkan alis murung, wajah beku dan dan sulit berekpresi. Penelitian telah melaporkan bahwa 40 persen pengguna botox, merasa harus teratur menggunakannya dan 50 persen merasa perlu menambah dosis untuk mengontrol penampilan mereka. (timesofindia.com)







BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI