Ini Cara Marah Kepada Anak

Jum'at, 20 Februari 2015 | 11:12 WIB
Ini Cara Marah Kepada Anak
Ilustrasi mendidik anak (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mendidik anak mungkin bukan hal yang mudah, apalagi di masa di mana semua serba terbuka seperti sekarang. Terlalu mengekang salah, dan terlalu dibebaskan juga tak benar.  Tapi menurut psikolog Fonda Kuswandi S. Psi, jika Anda tahu kuncinya maka uurusan ini menjadi lebih mudah ditangani. Dan menurutnya kunci itu adalah komunikasi.

Saat berbicara di sebuah acara bincang-bincang bertajuk "Love Your Self and Love Your Children" yang diadakan Pro V Clinic, Jakarta beberapa waktu lalu, ia menjelaskan, tanpa disadari banyak orangtua yang melakukan kesalahan saat mendidik hingga membuat anak justru sulit diatur.

"Kalau sudah begitu, kita jadi trauma, emosi, marah-marah terus, kesal. Padahal harusnya tidak perlu," kata dia.

Agar dapat lebih memahami anak, kata Fonda, para orangtua haruslah memiliki rasa cinta terhadap dirinya sendiri, baru kemudian berbagi pada sang anak. 

Dalam berkomunikasi, ujarnya, orang tua juga perlu memperhatikan posisi mereka ketika berbicara pada sang anak. Samakan posisi mata yang menatap sejajar ke mereka. Misalnya, ketika bicara, orangtua dapat jongkok atau menggendong mereka sehingga terjadi kontak mata. Fonda menyarankan agar para orang tua menghindari posisi yang lebih tinggi ketika berkomunikasi dengan anak.

Sementara ketika mereka melakukan kesalahan, kata Fonda, orangtua harus bisa mengenal perasaan anak.

"Kalau anak membuat kesalahan, jangan langsung tembak mereka di tempat. Tanya, mengapa ia melakukan itu dan bagaimana perasaannya setelah melakukan kesalahan itu, lalu peluk mereka. Dan berikan alasan yang bersifat akibat terhadap apa yang telah mereka lakukan," tambahnya.

Dalam hal ini, ia menyarankan orangtua untuk menggunakan kalimat pertanyaan daripada larangan atau instruksi. Cara ini menurutnya dapat membangun kesadaran pada anak, sekaligus melatih mereka bersikap lebih kritis.

"Jadi, anak-anak tak sekedar menjalankan apa yang diinstruksikan orangtua. Mereka akan melakukan sesuatu karena kesadaran yang tumbuh dari dalam diri mereka," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI