Mengapa Hidangan dari Ikan Harus Ada Saat Imlek

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 18 Februari 2015 | 15:03 WIB
Mengapa Hidangan dari Ikan Harus Ada Saat Imlek
Pedagang ikan bandeng di pasar Petak Sembilan, Jakarta. Menjelang Imlek permintaan bandeng meningkat. (Antara/Zabur Karuru)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hidangan dari ikan menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari perayaan tahun baru Imlek. Ikan, dalam tradisi masyarakat Tionghoa, dipercaya sebagai simbol keberuntungan.

Masyarakat tionghoa di Jakarta dan sejumlah kota di Pulau Jawa biasanya menghidangkan masakan dari ikan bandeng setiap merayakan Imlek. Itu sebabnya, setiap kali Imlek datang harga bandeng melambung karena banyak dicari.

Sementara warga Tionghoa di Kota Batam, Kepulauan Riau, biasa memasak hidangan dari ikan dingkis guna menyambut Imlek.  Ini juga terjadi menjelang perayaan tahun baru Imlek 2566. Warga mencari ikan dingkis ini di sejumlah pedagang dan pasar tradisional.

"Saya sengaja memesan dingkis dari Lingga, saudara saya bawa khusus dari Lingga," kata Asmin Patros tokoh masyarakat Tionghoa Kota Batam, Rabu (18/2/2015).

Sebagaiman halnya ikan bandeng, ikan Dingkis juga dipercaya akan membawa keberuntungan saat pergantian tahun. Uniknya ikan ini hanya bertelur setahun sekali, dan itu saat pergantian tahun baru Cina.  Warga Tionghoa di Kepri memiliki tradisi untuk mengonsumsi olahan makanan ikan dingkis bertelur setiap malam menjelang Imlek.

Warga Tionghoa lainnya, Lidya menghabiskan uang hingga Rp1 juta untuk membeli ikan dingkis bertelur. Memang, harga ikan dingkis meningkat tajam saat menjelang Imlek.

"Harganya ada yang sampai Rp500 ribu per kilo gram. Saya beli yang Rp300 ribuan, beli tiga kilo, karena semua keluarga berkumpul," kata dia.

Lidya menambahkan semakin banyak kandungan telur dalam ikan, maka harganya akan semakin tinggi. Ia menegaskan ikan dingkis bukanlah bagian dari kelengkapan sembahyang, melainkan hanya sebagai konsumsi wajib saat malam Imlek, saat seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam bersama.

Pedagang ikan Pasar Penuin, Akiang, mengatakan permintaan ikan dingkis meningkat setiap menjelang Imlek.

"Ini sudah kebiasaan setiap tahun. Dan memang pasokan ikan dingkis juga meningkat saat Imlek, jadi tidak payah," kata dia.

Sementara nelayan Pulau Labu, Muden, mengatakan, setiap menjelang Imlek nelayan bisa mengumpulkan uang hingga jutaan rupiah dalam dua pekan dari mencari ikan dingkis. Sejak pertengahan Januari mereka sengaja menfokuskan diri mencari ikan dingkis untuk dijual saat perayaan Imlek semakin dekat.

"Ada tempat-tempat khusus mencari ikan dingkis, dan itu merupakan warisan keluarga, pengatahuan turun temurun dari ayah dan kakek," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI