Sarung atau sarong, sering diidentikkan dengan masyarakat muslim di Indonesia. Padalah sebenarnya, kain sarung tak menunjuk pada identitas agama tertentu. Karena sarung juga sering digunakan oleh berbagai kalangan di berbagai suku di Indonesia.
Kini, kehadiran sarung pun semakin modern dan menjadi item fesyen baik bagi laki-laki maupun perempuan. Sarung dapat dipadupadankan dengan berbagai atasan dan menjadi busana sehari-hari.
Untuk lebih memopulerkan kain sarung, pekan mode terbesar di Indonesia, Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 yang akan digelar mulai 26 Februari mendatang akan memiliki kampanye khusus untuk kain sarung.
Sebenarnya kampanye ini sudah berlangsung sejak IFW pertama kali diselenggarakan, tiga tahun lalu. Pekan mode bergengsi di tanah air ini memiliki program "Local Movement bernama Sarong is The New Denim".
"Kita ingin sarung menjadi bagian dari gaya hidup, seperti celana jeans atau denim," kata Taruna K. Kusmayadi, ketua umum APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) pada jumpa pers tentang penyelenggaraan IFW 2015 di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Selasa (17/2/2015).
Mengenakan sarung, lanjut Taruna, adalah tentang cara memadumadankannya di luar sehingga menjadi gaya hidup.
"Mix and match sarung dengan busana keseharian. Perempuan bisa dijadiin rok. Lebih kontemporer," tambah Taruna.
Ia menegaskan, sarung tidak hanya terbatas pada motif kotak-kotak seperti yang biasa digunakan untuk shalat para lelaki. Tetapi semua jenis kain adalah sarung.
"Apa aja yang bisa diikat di pinggang itu sarung. Sarung ngga terbatas dengan sarung kotak. Kultur kita tuh kain tapi sok barat aja karena barat fesyen kita ngikutin," cetusnya.
Ingin tahu bagaimana tampil trendi dengan mengenakan sarung, maka jangan lewatkan IFW yang akan digelar pada 26 Februari-1 Maret di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan. Cara padupadan sarung akan tersaji di panggung IFW 2015 ini.