Alasan Seksolog Tak Merekomendasikan "Fifty Shades of Grey"

Rabu, 18 Februari 2015 | 12:21 WIB
Alasan Seksolog Tak Merekomendasikan "Fifty Shades of Grey"
Poster film 'Fifty Shades of Grey' yang dilarang di Inggris.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Masih ingat film kontroversial Fifty Shades of Grey yang dirilis sehari menjelang hari Valentine? Film yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama ini, mengusung hubungan antara seorang milyuner muda, Mr Grey dan seorang mahasiswi Anastasia Steele.

Pemicu kontroversi itu adalah penggambaran hubungan seks yang dikenal dengan sebutan BSDM (bondage, discipline, sadism, masochism). Di film berdurasi 100 menit ini mengumbar  hubungan seksual melibatkan perlakuan kasar dari pasangan seperti mengikat pasangan, mencambuk, menggunakan sex toys dan lainnya.

Aturan main dalam konsep ini salah satu pasangan harus bersikap dominan yang mengendalikan semua aktivitas seksual yang akan dilakukan. Sedangkan pasangan lainnya sebagai submissive harus menerima apa saja yang akan dilakukan pihak dominan kepadanya.

Tetapi seksolog Zoya Amirin, merekomendasikan masyarakat awam untuk tidak menonton film yang didasarkan pada novel karya EL James ini, karena konsep adegan seks yang diusung film "Fifty Shades of Grey" tidak baik jika diaplikasikan dalam hubungan seks dengan pasangan.

"Saya tidak merekomendasikan untuk menonton film Fifty Shades of Grey, karena konsep seks yang diusung ada peran yang dominan dan submissive. Jadi ketika yang satu ingin A karena dia dominan, maka pasangannya harus menerima diperlakukan apapun karena perannya sebagai submisif. Ini kan tidak baik karena bisa saja menyakiti pasangan yang sebenarnya dia nggak mau lho diperlakukan seperti itu," ujar Zoya usai peluncuran situs www.TinggalMinta.com, di Jakarta, Selasa (17/2/2015).

Zoya menambahkan, hubungan seks yang sehat adalah hubungan yang diinginkan kedua belah pihak dan tidak menyakiti pasangan karena egonya yang tinggi. Keduanya juga harus diperlakukan setara.

"Kunci hubungan seks yang sukses adalah 'customer statisfaction' sehingga satu sama lain akan berupaya untuk melayani pasangan dengan maksimal. Harus komunikatif untuk bertanya, 'kamu mau diapain aja biar puas'? Bukan hanya salah satu pihak saja yang puas, tapi dua-duanya," imbuh Zoya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI