Suara.com - Beredarnya paket bingkisan valentine berisi cokelat yang disertai kondom, menjelang hari kasih sayang atau Valentine pada tanggal 14 Februari mendatang memantik kontroversi. Temuan ini diunggah seorang warga Kota Malang, Jawa Timur melalui akun media sosial, Facebook.
Menanggapi temuan ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar paket ini segera ditarik dari peredaran. Wakil Ketua KPAI, Maria Advianti mengatakan bingkisan valentine yang juga dipasarkan di salah satu minimarket di Jakarta ini sangat meresahkan.
"Kami menemukan di salah satu swalayan di Jakarta, ada cokelat yang dijual bersama kondom, tapi letaknya disembunyikan dan baru dikeluarkan kalau ada yang minta. Kami menganggap hal ini merupakan rayuan untuk melakukan hubungan seks karena beredar saat momen valentine," ujarnya di Jakarta, Selasa, (10/2/2015).
Menurut Maria, kondom merupakan konsumsi bagi orang dewasa sehingga kurang tepat disandingkan dengan cokelat yang merupakan cemilan untuk semua umur. Meskipun paket ini dikemas hanya untuk even hari Valentine.
Ia khawatir hal ini bisa diartikan sebagai ajakan pada anak-anak usia SMP atau SMA untuk melakukan hubungan seks di luar nikah saat momen valentine.
"Yang jadi pertanyaan kenapa bonusnya kondom kenapa nggak gantungan kunci bertanda hati dan lain lain. Ini merupakan masalah serius," imbuhnya.
Hingga saat ini KPAI masih terus memantau berbagai titik di mana bingkisan valentine berisi cokelat dan kondom dijual bebas.
"Kita imbau Pemerintah Daerah (Pemda) agar menarik bingkisan tersebut. Tahun lalu modus seperti ini juga terjadi dan kami pun langsung meminta Pemda untuk segera menariknya," tandas Maria.