Hati-hati, di Usia Perkawinan Ini Rentan Perceraian

Minggu, 08 Februari 2015 | 20:58 WIB
Hati-hati, di Usia Perkawinan Ini Rentan Perceraian
Ilustrasi konflik dalam rumah tangga. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan manapun tentu tidak ada yang berniat untuk berpisah setelah mengikat janji sebagai suami istri. Namun, seorang ahli biologi dari Amerika mengungkapkan kecenderungan pasangan untuk bercerai setelah beberapa tahun hidup bersama sebagai pasangan.

Helen Fisher, peneliti dari Rutgers University mengatakan bahwa telah mempelajari apa yang disebut "7 tahun gatal" dimana sering dialami sebagian pasangan. Fisher memulai penelitiannya dengan studi data global dimana ia menemukan bahwa perceraian sering terjadi di usia yang tepat untuk melahirkan dan merawat buah hati. Biasanya terjadi saat lelaki berusia 25-29 tahun, sedangkan wanita berusia 20-24 tahun.

Berbicara mengenai organisme secara keseluruhan, didapati bahwa hanya 25 persen dari semua spesies primata yang monogami, pada mamalia jumlahnya bahkan hanya 5 persen. Pada manusia zaman pemburu dan pengumpul, perempuan digunakan untuk bereproduksi atau dengan kata lain melahirkan keturunan lalu merawatnya hingga usia empat tahun. Dalam usia anak yang masih dini tersebut, orangtua bisa memilih pasangan baru untuk kembali bereproduksi.

Menurut Fisher, memilih pasangan baru bisa menjadi sarana untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka.

"Anak-anak yang lahir dari pasangan yang berbeda membentuk keturunan yang lebih beragam dan lebih banyak kemampuan yang dimiliki," ujarnya.

Dengan demikian alasan cerai manusia saat ini di usia ke-empat hingga ke-tujuh pernikahan merupakan peninggalan zaman dahulu. Dengan memahami sifat manusia ini akan membantu kita untuk mengantisipasi momen krusial di periode ke-4 hingga ke-7 pernikahan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Brigham Young University di Amerika Serikat menunjukkan bahwa puncak kebahagiaan pasangan yang telah menikah setelah 7 tahun pernikahan tidak sepenuhnya benar. Mereka menyebut bahwa kekayaan keluarga yang mulai menguap setelah tujuh tahun hidup bersama meningkatkan risiko perceraian.

Namun, beberapa ilmuwan AS memiliki pendapat lain. Menurut mereka, momen pernikahan paling rapuh terjadi setelah 10 tahun hidup bersama. Jika pasangan telah melewati rintangan hidup bersama-sama hingga tahun ke 10, maka kemungkinan mereka untuk hidup bersama selamanya lebih tinggi.

Kesimpulan ini didapat setelah survei yang dilakukan pada 2000 perempuan yang lahir antara tahun 1957 hingga 1964.

Para responden mengungkapkan sikap mereka terhadap pernikahan yang telah dijalani hampir 35 tahun. Ternyata kebanyakan perempuan menganggap bahwa hal yang bahagia dari hubungannya dengan pasangan terjadi setelah 10 tahun menikah.

Menurut peneliti hal ini disebabkan karena beban berat yang harus dijalani istri untuk mengandung hingga merawat anak-anaknya sebelum tahun ke 10 pernikahan. Sementara itu, gairah seks kepada suami tak terpikirkan di benak mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI