Di Sini, Sinema Bersanding Dengan Santapan Lezat

Jum'at, 30 Januari 2015 | 14:24 WIB
Di Sini, Sinema Bersanding Dengan Santapan Lezat
Restoran Paviliun 28 (suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Restoran ini sering menjuluki dirinya sebagai tempatnya kuliner dan sinema. Tak berlebihan memang julukan ini disematkan untuk Paviliun 28, di Jalan Petogogan I No. 25 Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini.  Ya karena tempat ini menggabungkan aktivitas makan dan nonton film. Dan kini, Paviliun 28 menjadi tempat favorit kum muda di Jakarta untuk menghabiskan waktu bersama teman atau sahabat.

Berbagai kegiatan bisa dilakukan di sini, mulai dari makan, menonton, kongkow, belanja, rapat hingga melakukan kegiatan kreatif seperti pameran seni. Sejak awal Eugene Panji, pemilik Paviliun 28 yang juga seorang sutradara film menginginkan agar tempat ini menjadi tempat kreatif, di mana inspirasi tumbuh dalam suasana yang santai sambil menikmati makanan dan minuman lezat.

Hasilnya sebuah restoran yang cozy. Sebuah pintu berwarna merah dengan tulisan Paviliun 28, menjadi penanda yang mampu menumbuhkan rasa penasaran tamu yang datang. Karena tak ada satu pun tulisan yang menerangkan tempat apakah Paviliun 28 itu.

Ketika masuk, saya disambut ruangan yang begitu nyaman di dalamnya. Tembok bata ekspose dan tiang beton yang dibiarkan polos tanpa cat dipadu dengan meja dan kursi tempo dulu.

Bar jamu di Paviliun 28. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Sementara di sisi kanan, sebuah ruangan kecil yang menyatu dengan cafe, dimanfaatkan sebagai  butik dan barbershop. Dan, di ujung ruang mata saya menangkap sebuah bar jamu lengkap dengan bartender yang siap meracik minuman pesanan Anda.  Sedangkan di bagian belakang restoran ini terdapat sebuah teater kecil berkapasitas 35 orang. Di sini biasa diputar film-film yang tak bisa digolongkan dalam kategori mainstream.  

"Eugene Panji sang pemilik ingin menciptakan sebuah tempat, di mana anak muda dapat menikmati seni dan berlama-lama di sini," terang Jonathan Lesmana, Managing Director Paviliun 28.

Maka interior Paviliun 28 yang resmi beroperasi pertengahan tahun lalu ini, ditata layaknya sebuah ruang keluarga. Sehingga pelanggan yang datang betah berlama-lama di sini. 

Nasi bakar andalan Paviliun 28. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Menu.
Sebagai tempat makan, Paviliun 28 menawarkan  menu Indonesia, dengan spesialisasi minuman herbal alias jamu. Ternyata semua ramuan jamu di sini, didatangkan dari kafe jamu Suwe Ora Jamu yang terletak tepat di seberang jalan. Sebagian besar jamu itu memang berasa pahit, namun jika Anda menghendaki, bartender akan menambahkan madu atau menyajikan teh jahe sebagai minuman penghilang rasa pahit.

Bahkan sebagian jamu-jamu itu tampil groovy, dalam berbagai pilihan rasa seperti cokelat, stroberi, jambu merah dan black currant.

"Jamu favorit di sini adalah beras kencur, dari lengkuas (jahe pasir) dan beras. Biasanya disajikan dengan es agar lebih segar. Paviliun 28 juga menjual jamu botol untuk dibawa pulang," jelas Jonathan.

Sedangkan untuk makanan berat, Paviliun 28 memiliki hidangan favorit, yakni nasi bakar. Nasi disajikan dengan dibungkus daun pisang setelah dipanggang. Sebagai lauk disertakan abon ayam, ikan asin jambal dan hhmm, petai yang menggugah selera.

Nasi bakar disajikan hangat, dengan aroma harum nasi yang menggugah. Rasanya yang gurih dan pedas sangat pas di lidah. Jika kurang pedas, dapur Paviliun juga menyediakan cabai merah.

Selain itu, ada pula nasi krengseng, yakni nasi putih dengan domba goreng dan sambal matah. Sambal ini terbuat dari bawang merah, bawang putih dan cabai merah mentah dengan rasa pedas yang menggoda. Rasa asli Indonesianya begitu terasa di lidah.

Teater Paviliun 28 yang mampu menampung 35 orang. (suara.com/Dinda Rachmawati)

Tapi Paviliun 28, memang didesain bukan hanya sebagai tempat makan atau menyeruput jamu. Di sini, pengunjung juga dapat menikmati film dan seni. Paviliun 28 juga sering memutar film dengan berbagai pilihan dan genre. Biaya sewanya dipatok Rp250 ribu per jam. Jadi, jika ingin lebih murah datanglah berombongan.  

"Kita bikin bioskop ini benar-benar serius. Pakai proyektor dengan kualitas baik, suaranya sudah oke. Jadi memang banyak komunitas yang menyewa, juga untuk menggelar gathering," ungkapnya.

Sedangkan butik di pojok kafe, menyediakan pilihan pakaian yang nggak biasa. Untuk yang ingin bercukur, bisa datang ke ruangam sebelahnya, karena terdapat barbershop. Selain itu, Paviliun 28 juga memiliki ruang pertemuan yang sering dijadikan lokasi untuk menggelar diskusi para pekerja kreatif seperti pekerja film, fotografer ataupun menggelar kelas singkat untuk berbagai kegiatan seni.

"Jadwal film yang diputar atau kelas seni yang digelar, bisa dilihat di situs Paviliun 28 atau twitter," ujar Jonathan mempromosikan restorannya.

Nah jika belum punya rencana untuk menghabiskan akhir pekan ini, maka cobalah mampir ke Paviliun 28. Setiap hari, tempat ini buka dari pukul 15.00 hingga 24.00 WIB. Sedangkan harga makanan berkiasr antara Rp12 ribu hingga Rp45 ribu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI