Suara.com - Angka kelahiran di Jepang terus menurun tajam. Pada 2060, populasi Jepang diprediksi turun sepertiga dan apabila tren itu terus berlanjut maka jumlah penduduk Negara Sakura itu akan turun 61 persen pada 2100.
Pada 2011, jumlah penjualan popok untuk orang dewasa sudah melampaui jumlah penjualan popok untuk anak-anak. Kemalasan warga Jepang untuk memproduksi anak membuat negara itu diyakini tengah mengalami krisis libido.
Badan Keluarga Berencana Jepang mewawancarai 3.000 responden tentang kehidupan seks mereka. Dari hasil wawancara itu terungkap bahwa 49,3 persen responden tidak melakukan hubungan seks dalam satu bulan terakhir. 21 persen laki-laki yang sudah berkeluarga mengatakan, mereka terlalu lelah untuk melakukan hubungan seks setelah pulang kerja.
Selain itu, 15,7 persen responden laki-laki mengaku sudah tidak tertarik lagi dengan seks setelah mempunyai anak. Sedangkan 23,8 persen perempuan menganggap seks sebagai sesuatu yang membosankan.
Apa yang membuat warga Jepang kehilangan libido? Analis ekonomi dan TV, Morinaga Takuro mengatakan, teknologi menjadi penyebab hilangnya keinginan sebagian warga Jepang untuk melakukan hubungan seks. Dia memberi contoh tentang perilaku laki-laki Jepang yang jatuh cinta dengan karakter 2 dimensi dari animasi dan manga.
Yang paling mengkhawatirkan adalah lebih dari 20 persen laki-laki berusia 25-29 tahun mengaku tidak tertarik lagi terhadap seks. Mereka mengungkapkan, depresi ekonomi sebagai pemicu hilangnya ketertarikan terhadap seks. (Bloomberg)
Perempuan Jepang Menganggap Seks Hal yang Membosankan
Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 26 Januari 2015 | 13:18 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 22:10 WIB
Lifestyle | 20:59 WIB
Lifestyle | 20:41 WIB
Lifestyle | 19:59 WIB
Lifestyle | 19:41 WIB
Lifestyle | 19:03 WIB
Lifestyle | 18:54 WIB
Lifestyle | 18:32 WIB
Lifestyle | 18:19 WIB