Studi: Hampir 50 Persen Orang Jepang Malas Berhubungan Seks

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 21 Januari 2015 | 15:15 WIB
Studi: Hampir 50 Persen Orang Jepang Malas Berhubungan Seks
Ilustrasi perempuan Jepang (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir 50 persen orang dewasa di Jepang tak lagi berhubungan seks, demikian hasil sebuah penelitian Asosiasi Keluarga Berencana Jepang. Hasil riset itu menjadi pukulan baru bagi pemerintah Jepang yang sedang berupaya meningkatkan angka kelahiran di negara Matahari Terbit itu.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa 49,3 orang dewasa di Jepang tidak berhubungan seks di satu bulan terakhir. Studi itu melibatkan 3000 responden, baik lelaki dan perempuan.

Sekitar 48,3 persen responden lelaki dan 50,1 persen perempuan, dalam studi itu mengaku sudah tak berhubungan seksual selama satu bulan. Angka itu naik 5 persen dari studi sebelumnya yang digelar pada 2012.

Ketika ditanya alasan tidak berhubungan seksual, 21,3 persen lelaki yang sudah menikah mengaku bahwa mereka terlalu lelah setelah karena bekerja. Sementara 15,7 persen mengatakan tak lagi tertarik berhubungan seksual setelah istri mereka melahirkan.

Sementara para 23,8 persen istri mengaku seks sudah membosankan dan 17,8 persen lainnya mengatakan mereka terlalu lelah untuk berhubungan seksual.

Hasil yang lebih mengejutkan adalah naiknya jumlah orang muda yang tidak lagi tertarik pada seks. Di Jepang, mereka dikenal sebagai kelompok "herbivora". Dari penelitian itu diketahui bahwa lebih dari 20 persen orang muda berusia 25 sampai 29 tahun tak lagi tertarik pada seks.

Populasi Jepang saat ini berkisar sekitar 126,6 juta jiwa. Dari jumlah itu, 25 persen di antaranya sudah berusia di atas 65 tahun. Sementara angka kelahiran di Jepang pada 2014 turun ke titik terendah. Hanya 1.001.000 bayi lahir pada tahun lalu, berkurang 9000 bayi dari 2013.

Jika tren itu terus berlanjut, diperkirakan pada 2011 hanya ada 49,59 juta orang yang tinggal di Jepang. (The Telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI