Perkembangan teknologi telah membuat berbagai kemajuan di bidang bedah estetika. Termasuk dalam hal ini adalah mendandani organ intim atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan operasi labiaplasty.
Di Indonesia, mungkin bedah yang satu ini belum terlalu berkembang. Tapi lambat atau pasti ini akan menjangkiti perempuan Indonesia. Dan jika Anda mempertimbangkan untuk mendandani organ intim Anda, berikut beberapa fakta yang perlu Anda perhatikan.
1. Ide pilihan individu mendasari penerimaan etis semua bedah kosmetik. Wanita yang merasa malu tentang ukuran dan bentuk organ intimnya berhak untuk mengubahnya jika memang menginginkan. Tapi apa yang terjadi jika pilihan individu ini dibentuk oleh pengaruh luar? Sebuah penelitian yang dilakukan Koning, Zeijlmans, Bouman dan van der Lei pada 2009, menemukan bahwa 14 persen dari 482 responden perempuan mengaku telah menerima komentar negatif tentang labia mereka dari pasangan. Sebanyak 7 persen menerima komentar negatif itu dari sesama jenisnya.
2. Perempuan yang memiliki labia yang terkulai ke bawah secara substansial didiagnosis mengalami hipertrofi labia minora. Tapi, hipertrofi sulit didefinisikan karena ukuran dan bentuk labia sangat bervariasi. Beberapa peneliti menyebut hipotrofi terjadi jika labia minora berukuran 5 cm atau lebih. Tapi ada juga yang menyebut bahwa 3-4cm. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan 2006 di International Journal of Obstetrics and Ginekolog, mendefinisikan labia minora dinilai normal jika kurang dari 2 cm, yang berarti lebih besar dari ukuran itu dinilai tidak normal.
3. Dalam 15 tahun terakhir jumlah perempuan yang melakukan konsultasi ahli bedah kosmetik karena khawatir tentang penampilan genital mereka meningkat tajam. Di Inggris jumlah operasi labiaplasty meningkat hampir tiga kali lipat, dari kurang pada tahun 1998-1999 menjadi hampir 1.200 tahun 2007-2008. Di AS, operasi peremajaan vagina meningkat 30 persen antara tahun 2005 dan 2006.
4. Laporan klinis pertama prosedur labiaplasty kosmetik muncul pada tahun 1984, dan pada akhir 1990-an "operasi vagina" telah memasuki wacana publik, terutama sebagai akibat dari liputan media di majalah perempuan. Pemberitaan di dunia maya makin membuat populer prosedur ini.
5. Komunitas medis telah menyatakan keprihatinan mereka tentang kurangnya regulasi medis untuk bedah kosmetik genital ini. Namun pelaku industri ini bergeming, Dalam surat yang dipublikasikan di jurnal 'Plastic and Reconstructive Surgery' pada 2005 ahli bedah kosmetik VR Girling, M. Salisbury, dan R.A. Ersek menegaskan, pasiennya puas dengan hasilnya dan tidak memiliki keluhan serius dengan prosedur yang dijalani. (Huffingtonpost.co.uk)
Fakta yang Perlu Anda Ketahui Soal Operasi "Mrs V" (1)
Esti Utami Suara.Com
Rabu, 21 Januari 2015 | 13:38 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Mengidap Masalah Anatomi Langka, Wanita Ini Tak Bisa Berhubungan Seks Akibat Vagina Tersumbat
20 September 2024 | 05:15 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 20:47 WIB
Lifestyle | 20:27 WIB
Lifestyle | 20:16 WIB
Lifestyle | 19:54 WIB
Lifestyle | 19:19 WIB
Lifestyle | 18:49 WIB
Lifestyle | 18:38 WIB