Studi: Laki-laki yang Suka Selfie Cenderung Psikopat

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 09 Januari 2015 | 13:18 WIB
Studi: Laki-laki yang Suka Selfie Cenderung Psikopat
Selfie saat dikejar banteng. (smh.com.au)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hii bro, apakah kamu suka selfie? Jika ya, coba simak hasil penelitian yang dilakukan tim ahli dari Ohio State University yang baru-baru ini dipublikasikan di  jurnal Personality and Individual Differences.

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 800 sampel orang Amerika usia 18 sampai 40 tentang  kebiasaan mengunggah foto di media sosial, terungkap laki-laki yang hobi selfie ternyata menyimpan kecenderungan menjadi psikopat.

Para peneliti melihat perilaku seperti mengunggah, mengedit foto yang diunggah di media sosial (seperti menambahkan filter di Instagram) dan banyak menghabiskan waktu di media sosial, dekat dengan ciri-ciri yang terkait dengan 'dark triad' yang meliputi narsisme , Machiavellianism dan psikopat.

Peneliti menyebut, jumlah foto selfies yang diunggah di jejaring sosial memiliki korelasi positif dengan narsisme. Dan lebih mengejutkan, kebiasaan ini punya kcenderungan dengan psikopat. Psikopat sering didefinisikan sebagai sifat kurangnya empati dan impulsif. Laki-laki yang segera mengunggah foto selfienya secara online lebih mungkin untuk menjadi psikopat.

"Psikopat ditandai dengan sikap impulsif, mereka akan mengambil foto selfie dan segera mengunggahnya di media sosial. Mereka bahkan tidak mau menghabiskan waktu untuk mengedit. Mereka ingin melihat diri mereka sendiri," ujar Jesse Fox, Asisten profesor komunikasi di Ohio State.

Ia menambahkan seseorang yang mengedit foto selfienya, sebelum mengunggah di media sosial  tidak berhubungan dengan psikopat.  Tapi Fox mengingatkan, mengedit foto diri sebelum mengunggah berkorelasi dengan objektifikasi diri. Dan yang dapat menyebabkan citra tubuh yang buruk dan kecemasan atas penampilan Anda. Tren serupa juga ditunjukkan perempuan muda yang lebih banyak mengunggah foto mereka di media sosial.

Studi ini juga menemukan adanya hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan di jejaring sosial dengan objektifikasi diri dan narsisme yang sering dikaitkan dengan kesombongan. Penelitian ini juga mengaitkan narsisme dengan cacat psikologis yakni perasaan lebih cerdas, menarik dan lebih baik daripada yang lain. (mirror.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI