Jamu, ramuan minuman sehat tradisional asal Jawa ini kini makin ditinggalkan. Dan bagi Anda yang ingin bernostalgia dengan minuman tradisional ini, telah kedai Suwe Ora Jamu yang nyaman. Di kedai yang terletak di Jalan Petogogan 1 No. 28, Gandaria, Jakarta Selatan ini, Anda bisa menikmati jamu sambil bercengkerama dengan kerabat dan sahabat.
Dari luar, Kedai Jamu Suwe Ora Jamu tampak menggoda. Dan ketika saya memutuskan masuk, nuansa vintage langsung terasa. Cahaya redup menerangi ruangan yang berisi beberapa deret sofa. Di sisi kanan, sebuah bar jamu mendisplay ragam jamu dengan aneka khasiatnya. Tak ketinggalan jajanan kuno seperti permen susu nougat, permen jahe, hingga krim Woody juga ada di sana.
Adalah Nova Dewi Setiabudi dan Uwi Mathovani, yang memiliki ide unik ini. Mereka ingin menawarkan kenikmatan minum jamu di tempat yang sangat berbeda. Jika biasanya, jamu dijajakan para mbok gendongan dan kedai jamu pinggir jalan, maka di sini jamu bisa dinikmati layaknya para pecinta kopi di kafe.
Kedai Jamu Suwe Ora Jamu dibuat se-homey mungkin untuk mengembalikan cara lama orang Indonesia ketika meminum jamu. Sedangkan suasana santai yang ditawarkan, membuat seseorang yang tadinya merasa takut minum jamu, dapat menjadi lebih rileks.
"Kedai ini dibuat lebih pada misi kedua owner kami, Ibu Nova sama Bapak Uwi. Beliau ingin kembali mempopulerkan jamu, karena mereka juga penggemar jamu. Jadi mereka ingin berbagi tentang khasiat jamu kepada banyak orang," ujar Jonathan Lesmana, Managing Director Suwe Ora Jamu kepada suara.com.
Kedai yang mulai buka pada Februari 2013 ini, memiliki tiga varian jamu secara garis besar, yakni jamu pahit, jamu house blend atau racikan sendiri yang dikemas dalam botol kaca dan jamu ringan yang diinovasi seperti mocktail.
"Kita memang sengaja buatnya dicampur, supaya rasanya lebih ringan, jadi orang gak ngerasa minum jamu. Meski begitu, khasiatnya tetap sama. Misalnya ada kunyit asam dicampur dengan sawi hijau, namanya Green thamarin, yang menjadi favorit anak-anak muda," imbuhnya.
Pengunjung yang datang, kata Jonathan biasanya tak sekedar nongkrong tapi memang datang khusus untuk minum jamu. Meski yang dipilih jamu ringan berupa campuran berbagai bahan seperti mocktail, namun Jonathan berharap, mereka bisa mencoba ke jamu house blend hingga jamu pahit agar budaya minum jamu semakin populer lagi.
Tak jarang pula, pengunjung datang untuk berkonsultasi tentang jamu apa yang cocok dengan kondisi tubuh dan kesehatannya saat itu.
"Mereka kasih tau keluhannya, terus nanya, cocoknya minum jamu apa. Jamu bisa dicampur sesuai sama kondisi tubuh kesehatan si pelanggan. Misalnya sedang flu, berjerawat, haid dan lain-lain," ujarnya.
Ini karena Suwe Ora Jamu menyediakan beragam jamu dengan berbagai khasiat. Seperti jamu penurun kolesterol, jamu untuk ibu mengandung dan melahirkan, jamu sehat pria, jamu haid teratur, batuk, hingga masuk angin.
Ada juga jamu beras kencur, kunyit asam dan jahe manis yang biasa dijajakan mbok jamu gendong. Tapi di sini, jamu-jamu tersebut dikemas dalam botol modern dan disajikan dingin dari dalam lemari es. Untuk jamu racikan tersebut, kedai berlantai tiga ini menggunakan 'Jamu Iboe 'asal Surabaya yang sudah dipercaya secara turun temurun selama 100 tahun.
Dan saya berkesempatan mencoba jamu beras kencur, kunyit asam dan jahe manis yang dibanderol Rp23 ribu untuk kemasan botol dan Rp15 ribu jika disajikan di gelas.
Di tegukan pertama, lidah saya menjejak rasa yang berbeda dari jamu kebanyakan. Rasa pedas menyengat mendominasi dan menghangatkan tenggorokan yang biasa ditemukan di jamu gendong, di Suwe Ora Jamu rasa itu hilang tak berbekas. Rasanya memang bisa dibilang lebih ringan dari jamu biasa.
"Untuk jamu house blend, sengaja kami buat racikan khusus agar rasanya tidak mendominasi. Supaya semakin banyak orang yang mau minum. Meski begitu, khasiatnya tidak berkurang. Seperti Kunyit asam untuk menyegarkan badan ataupun beras kencur untuk menambah stamina dan mengatasi pegal-pegal," katanya.
Sebagai teman minum jamu, tersedia beragam camilan khas Indonesia seperti pisang goreng krispi, roti bakar, bubur kacang ijo hingga jamur goreng. Tapi sore itu saya memesan Pisang goreng krispi yang disandingkan dengan saus karamel dan keju. Hidangan seharga Rp. 22.500 yang disajikan di piring kaleng jadul ini, harus diakui begitu pas di lidah.
Jika ingin makan berat, jagoannya di sini adalah Nasi Bakar Tandjung Priok. Nasi yang dibumbui rempah-rempah isi ikan tuna ini lantas dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang di atas arang. Rasa nasi yang beraroma semerbak ini, sangat pas disantap selagi hangat.
Bagi penyuka pedas, hidangan ini sangat cocok di lidah. Anda akan merasakan gurihnya ikan tuna yang menjadi cerita lain dari hidangan seharga Rp28.500 ini.
Jadi jika Anda rindu untuk minum jamu mampirlah ke kedai Suwe Ora Jamu. dengan suasana nyaman. Kedai ini buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga 24.00 WIB.