Menjadi Lebih Produktif di 2015 (2)

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 30 Desember 2014 | 14:50 WIB
Menjadi Lebih Produktif di 2015 (2)
Ilustrasi produktivitas (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Merasa tak produktif selama ini? Maka jadikan pergantian tahun ini menjadi saklar untuk mendongkrak produktivitas kamu.  Tips sederhananya adalah, "Sibukkan diri dan jangan pusing" jadi intinya perencanaan dan main tabrak. Lebih lanjut konsep besar ini bisa diurai menjadi beberapa langkah.

Dan kali ini kita memasuki tips kedua dan ketiga.

Lakukan atau tinggalkan.
Psikolog perilaku, Rachael Alexander mengatakan, banyak orang memberikan pekerjaan dan proyek tidak lebih dari 50 persen dari kemampuan  dan minat mereka. Itu sebabnya sebagian besar hasilnya rata-rata dan tidak ada yang cetar membahana.  Untuk itu dia menyarankan agar seseorang membuat daftar komitmen, dan memutuskan apakah akan melakukan atau tidak melakukan. Jika akhirnya memutuskan untuk melakukan, maka curahkan 100 persen kemampuan dan perhatian kamu di sana.

"Sebuah pekerjaan atau pelajaran membutuhkan 100 persen komitmen. Anda akan juah lebih menikmati dan mendapatkan hal itu dilakukan lebih efektif dan cepat," katanya.

Mulailah menyusun sistem.
"Sistem akan menghemat kerja otak dan mengurangi stres, karena semua akan terjadi secara otomatis dan kita tidak harus berpikir tentang mereka," kata pelatih kehidupan, Louise Presley-Turner,

Jadi mulailah menyusun sistem untuk mengerjakan  rutinitas dan tetapkan pekerjaan tertentu untuk hari-hari tertentu. Mengatur tagihan Anda yang harus dibayar oleh debit langsung, atau setidaknya secara online di klik tombol. Atau menyusun paket makan mingguan/bulanan jadi Anda menghindari membuang-buang makanan.

"Ada sesuatu yang menghibur untuk mengetahui bahwa Selasa, berarti makan malam dengan spaghetti Bolognese, atau bahwa tagihan di tempat kerja dibayar setiap Kamis sore," kata Presley-Turner.

Bersikap tenang.
Pelatih komunikasi Becki Houlston mengakui ini sebuah paradoks, tapi menurutnya seseorang akan mencapai jauh lebih besar dalam kondisi yang lebih santai. Ketika seseorang sedang stres, katanya, otak masuk ke mode darurat. Dimana seseorang kadang tidak melihat kesalahan dan semuanya terganggu.

"Tidak ada yang pernah naik pesawat jika mereka melihat pilot berjalan di landasan pacu stres dan berteriak bahwa dia terlalu sibuk untuk berbicara dengan kontrol lalu lintas udara," katanya.

Jadi setiap kali Anda bergegas-gegas, dangkal pernapasan dan berbicara cepat, berhentilah bicara dan mencoba metode bernapas 7/11,  yakni menarik napas dalam hitungan tujuh dan keluarkan hingga hitungan 11. Ini akan menenangkan Anda, memungkinkan Anda untuk berpikir rasional, dan dapat mlakukan lebih banyak hal. 
(express.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI