Suara.com - Taman Suropati yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, selalu dipenuhi oleh masyarakat untuk berolahraga atau sekadar bersantai bersama orang terdekat. Terlebih pada Minggu, Anda bisa mengikuti berbagai olahraga gratis yang diadakan berbagai komunitas di sini.
Salah satu olahraga yang bisa Anda ikuti adalah meditasi olah jiwa yang rutin diadakan komunitas Falun Dafa setiap minggu pagi.
Adalah Zaenal dan Yati yang merupakan instruktur bagi olahraga meditasi ini. Dimulai pukul 07.00 pagi, 8-10 orang dari anak-anak hingga orang dewasa memadati area kanan air mancur untuk mengikuti meditasi ini.
Ia mengaku komunitas meditasi yang ia adakan biasanya berpusat di Taman Tebet, namun melihat animo masyarakat yang ingin mengikuti, ia akhirnya mengadakan di Taman Suropati juga.
"Sebelumnya meditasi olah jiwa ini rutin kita adakan di Taman Tebet namun sore hari. Lalu teman kita di komunitas lain seperti Yoga Gembira mengajak untuk mengadakan olahraga ini di Taman Suropati. Begitu mencoba ternyata animonya bagus juga. Dari anak-anak hingga lansia mengikuti latihan yang kita berikan," ujar Zaenal sang instruktur meditasi kepada suara.com, belum lama ini.
Falun Dafa, menurut Zaenal sudah ada sejak 1992, berawal dari penggemar olahraga meditasi hingga kini anggotanya sudah mencapai ratusan juta orang di seluruh dunia. Olahraga meditasi olah jiwa ini sudah dipraktikkan di berbagai penjuru dunia baik di benua Asia, Eropa, Afrika, Australia dan Amerika.
Di Indonesia, kata Zaenal, tempat latihan Falun Dafa sudah tersebar di puluhan kota, baik Jakarta, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Lombok hingga Papua.
"Latihan hanya disebarkan dari mulut ke mulut, yang sudah merasakan manfaatnya lalu menceritakan kepada kawan dan keluarganya, makin lama
yang berlatih makin banyak," imbuhnya.
Meditasi olah jiwa di komunitas Falun Dafa ini merupakan suatu cara mengolah jiwa dan raga untuk mencapai kondisi yang bebas penyakit sekaligus menemukan makna sesungguhnya dari kehidupan. Kultivasi raga berupa 5 perangkat latihan gerakan yang menyerupai senam, dan meditasi.
Di balik gerakan-gerakan dari olahraga ini tersimpan manfaat untuk membangkitkan energi dalam tubuh, menyerap energi alam semesta dan memperkuat sistem mekanisme energi di dalam tubuh.
Selain raga atau fisik, gerakan dalam olahraga ini menurut Zaenal bisa berperan untuk memperbaiki moralitas seseorang.
"Kalau di meditasi ini kita diajarkan konsep 'Sejati, Baik dan Sabar'. Jadi selain mendapatkan efek sehat secara fisik kita bisa sehat secara kejiwaan juga. Saya yakin, kalau jiwa kita sehat, bersih dan bahagia badan juga akan sehat," lanjutnya lagi.
Layaknya meditasi lainnya, latihan di Taman Suropati ini diiringi musik instrumen yang lembut dan merdu. Fungsinya untuk melenyapkan pikiran yang ruwet, membantu peserta berkonsentrasi dan membantu mencapai ketenangan agar mencapai kondisi yang hening namun tetap sadar saat meditasi.
Salah seorang peserta mengaku mengalami penurunan tingkat stres setelah rutin mengikuti latihan ini selama beberapa kali. Tak hanya itu, badannya pun lebih powerfull seusai bangun pagi sebelum melakukan rutinitas di kantor.
"Jujur saya sudah ikut bermacam-macam latihan meditasi yang berbayar juga, tapi yang disini beda, gratis pula. Saya yang kerjaannya lumayan stres karena harus kejar target, sekarang lebih lega jalaninnya. Bangun pagi lebih semangat, stres berkurang, hasilnya pun meningkat," ujar Bambang Suroso.
Sementara itu, salah seorang peserta baru, Niken Andriyani yang merupakan pegawai negeri, mengaku cukup berat mengikuti latihan meditasi yang memakan waktu dua jam ini. Meski terlihat sederhana, Niken mengaku sudah banyak mengeluarkan keringat.
"Baru ikut setengah jam sudah keringatan, padahal gerakannya keliatannya sepele dan gampang. Tapi jadi seger, belajar nenangin diri juga kan dilatih sabar," katanya.
Zaenal tak sendiri, sebagai instruktur gerakan di komunitas ini, ia dibantu oleh istrinya, Yati. Sejak November lalu, keduanya aktif mengadakan latihan gratis bagi para peserta komunitas tetap maupun masyarakat yang sedang berolahraga di kawasan Taman Suropati.
Kenapa gratis? Yati mengaku bahwa dirinya dahulu juga diajarkan secara gratis, merasa mendapatkan manfaatnya, ia dan suami memutuskan untuk membaginya ke banyak orang.
"Guru saya mengajarkan untuk tulus ikhlas. Latihan meditasi yang kami berikan ini bukan untuk meminta imbalan atau justru dipakai untuk menyembuhkan orang. Itu tidak boleh sekali. Jadi saya merasa ada manfaatnya lalu saya ajak orang untuk ikut latihan saja," kata Yati.
Meditasi ini tidak terbatas untuk orang dewasa saja. Jika Anda merencanakan untuk berolahraga di sekitar Taman Suropati, minggu besok, tak ada salahnya untuk mencoba meditasi olah jiwa ini untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan kebugaran raga.