Studi: Waktu Tak Selalu Bisa Sembuhkan Patah Hati

Doddy Rosadi Suara.Com
Minggu, 21 Desember 2014 | 04:35 WIB
Studi: Waktu Tak Selalu Bisa Sembuhkan Patah Hati
Patah hati. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak yang percaya bahwa waktu adalah obat yang paling baik untuk orang yang mengalami patah hati. Sindrom patah hati adalah sindrom yang mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan serangan jantung tetapi tanpa ada penyumbatan arteri.

Sindrom patah hati bisa ditimbulkan karena stres emosi yang akut seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian atau putus dalam menjalin hubungan. Mereka yang menderita sindrom patah hati dikabarkan bisa pulih hanya dalam hitungan hari atau minggu.

Namun, peneliti di Universitas Aberdeen mengungkapkan, bahwa tak selamanya sindrom itu bisa pulih dalam waktu cepat.

“Kepercayaan di masyarakat adalah kondisi ini bisa  pulih dengan sendirinya secara cepat tetapi ternyata tidak seperti itu hasil yang kami temukan dalam investigasi,” kata Dr Dana Dawson, peneliti senior dari Aberdeen Royal Infimary.

Kata dia, proses pemulihan sindrom patah hati bisa memakan waktu lebih dari empat bulan dengan efek yang terus berlangsung. Para peneliti menemukan bahwa pasien tidak bisa melakukan aktivitas normal karena ketidakstabilan jantung dan bisa menimbulkan kesulitan bernafas serta memompa darah.

“Penemuan kami ini memberikan jawaban tentang keluhan pasien yang tidak bisa merasa sehat beberapa bulan setelah patah hati meski tidak ada masalah dengan jantung mereka,” ujarnya.

Universitas tersebut akan melanjutkan lagi studi tersebut untuk mencari tahu apakah ada pasien yang bisa pulih total setelah melalui sindrom patah hati. (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI