Mengungkap Makna di Balik Songket

Sabtu, 20 Desember 2014 | 13:32 WIB
Mengungkap Makna di Balik Songket
Beragam songket yang ada di Festival Songket Sumatera bertajuk 'A Journey of Songket Sumatera' di Museum Tekstil, Jakarta Pusat. (Foto: suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mewah, cantik dan elegan adalah ciri wastra Nusantara yang satu ini. Ya, songket memang terkenal dengan benang emas yang ditenun dengan motif dan pola yang mengandung makna tertentu.

Songket telah dikenal sebagai jati diri suku bangsa, khususnya bagi masyarakat Melayu, yang merupakan salah satu etnis terbesar di dunia, yang sebarannya mencakup kawasan Asean dan sarat dengan pengaruh ajaran Islam.

Di Indonesia, kata pakar kain songket dari Yayasan Kesultanan Serdang, Tengku Mira Sinar, etnis Melayu tersebar mulai dari Sumatera seperti Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, hingga Riau. Sedangkan di pulau lain, suku Melayu terdapat pula di Kalimantan, Sulawesi, Bali hingga Lombok.

"Songket tiap daerah berbeda, mulai dari Sumbar yang dihiasi dengan benang emas putih, kain sutera dari Jambi dengan hiasan benang emas yang buram, hingga benang emas yang berkilau dari Palembang," kata dia di Museum Tekstil, Jakarta, belum lama ini.

Bagi masyarakat Sumbar dan Melayu, kata Mira, songket benang emas adalah wastra klasik, yang merupakan bagian penting dari upacara sebagai tanda gembira.

Kualitas songket yang dikenakan oleh orang yang diupacarai atau tokoh-tokoh inti pada upacara tersebut, lanjut dia, biasanya menunjukkan pemakainya.

Semakin mewah hiasan dan halus tenunannya, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hal kekuasaan dan kekayaan.

"Seperti songket di wilayah Batubara yang digunakan oleh kesultanan sebagai pakaian kebesaran. Songket juga sebagai penjaga kontinuitas dan stabilitas dari masyarakat Melayu," jelasnya.

Selain itu, songket dapat digunakan sebagai pengungkap sistem estetika, wahana intergasi dan masuknya seseorang menjadi suku melayu, penguat identitas, penunjuk strata sosial hingga ungkapan rasa cinta seseorang.

"Namun saat ini, songket merupakan suatu pengukuhan terhadap kebanggaan seseorang akan identitas daerahnya. Songket dan wastra lainnya telah mengalami modernisasi, dan makin banyak penggunanya," kata Mira.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI