Makna "Penjor" di Hari Galungan

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 17 Desember 2014 | 08:03 WIB
Makna "Penjor" di Hari Galungan
Pedagang merangkai sampian, bagian penjor yang terbuat dari daun Lontar di Badung, jelang hari raya Galungan. (Antara/Fikri Jusuf)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penjor menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan hari raya Galungan yang jatuh pada hari ini, Rabu (17/12/2014). Dan sehari menjelang hari raya Galungan, ribuan Penjor pun menghiasi Pulau Dewata.  Secara fisik, penjor berupa sebatang bambu yang dihiasi rangkaian janur dan berbagai hasil bumi. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Dr I Gusti Ngurah Sudiana di Denpasar, mengatakan membuat sebuah Penjor bagi umat Hindu adalah kewajiban sebagai persembahan.

"Ini berupakan bentuk ungkapan bersyukur umat Hindu atas kemenangan dharma," ujarnya.

Menurut dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar mengatakan Penjor adalah sebuah simbolis dalam ajaran Hindu, sebagai wujud persembahan bhakti kepada sang pencipta alam ini (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) atas kesejahteraan dan kedamaian umatnya.

"Penjor dihiasi agar indah dan menarik sebagai ungkapan terima kasih kita kepada Ida Sang Hyang Widhi, karena dalam ajaran Hindu disebutkan sebagai ungkapan ketulusan diwujudkan dengan keindahan," katanya.

Hal senada Ketua DPD Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) Bali Ida Bagus Putu Oka Suryawan mengatakan membuat Penjor pada hari raya suci didasari atas ketulusan hati nurani, sehingga berupaya membuat penjor yang paling indah dan megah.

"Umat Hindu berupaya membuat penjor itu paling indah, karena Penjor sebagai lambang dari kemakmuran alam semesta," katanya.

Dan untuk itu warga Bali tidak keberatan untuk mengeluarkan banyak uang untuk membuat penjor. Pemantauan di lapangan, satu buah penjor sederhana memerlukan bahan sekitar Rp80 ribu hingga Rp100 ribu dengan rincian untuk satu batang bambu penjor Rp30.000 hingga Rp50.000.

Sedangkan janur lilit (ambu) besar Rp40.000, sanggah cucuk Ardha Candra Rp25.000, dan sampian (hiasan diujung atas) Rp20.000. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI