Suara.com - East Meet West. Itulah tema yang diusung I Fashion Festival (IFF) 2014, yang mulai dibuka Senin (15/12/2014).
Menurut Liliana Tanoesoedibjo, ketua penyelenggara IFF, tema ini diangkat karena IFF ingin menonjolkan karya bagi desainer tanah air, yang tidak kalah dari desainer mancanegara.
"Untuk IFF sekarang, kami juga menggandeng beberapa desainer luar negeri. Dalam pagelaran dengam tema East Meet West ini, kita bisa melihat dan membandingkan desainer Indonesia dan desainer luar dalam sisi yang positif. Bahwa desainer kita juga tidak kalah sama desainer luar," kata Liliana di sela-sela acara IFF.
Festival fesyen yang berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 15-17 Desember Bali Room Kempinski Hotel Indonesia, Jakarta ini, diramaikan 20 desainer ternama tanah air. Pada hari keduanya, presentasi fashion dibagi menjadi dua slot.
Slot pertama menampilkan koleksi para perancang busana dari luar, seperti Carolina Herrera, Nina Ricci, Oscar de la Renta, dan Emilio Pucci. Semua rancangan desainer ternama dunia itu bisa didapatkan di Num8ereight, Plaza Indonesia lantai 3.
"Untuk Oscar menampilkan koleksi terbaru spring summer 2015. Carolina juga koleksi terbaru," kata salah satu pihak Num8ereight.
Untuk slot kedua, IFF menampilkan karya anak bangsa. Di antaranya Sebastian Gunawan, Barli Asmara, Billy Tjong, Didiet Maulana dan Ghea Pangabean.
Didiet Maulana yang dikenal menggarap tenun ikat, malam tadi menyuguhkan sesuatu yang lebih feminim, berbeda dengan koleksinya sebelumnya.
"Koleksi ini lebih spesial. Desain jenis pola tenunnya lebih feminin. Judulnya Senandung Flora," katanya.
Didiet menambahkan kali ini ia banyak bereksperimen dengan bahan dan detail aplikasi.
"Semoga malam ini audiens bisa melihat bentuk baru dari desain saya. Selama ini saya lebih banyak menampilkan dress. Sekarang lebih banyak A line dan volumik," katanya.