Suara.com - Apa rasanya bila mendapatkan kejutan saat merayakan hari ulang tahun? Tentu rasa bahagia yang tak terkira kan? Perasaan itulah yang dialami oleh Trishi B. Setiayu, salah satu pendiri Image Dynamics (ID), sebuah PR Agency yang September lalu mendapatkan penghargaan PR Agency of The Year 2014 untuk kategori pilihan media yang digelar oleh Majalah MIX.
Kebahagiaan ini, lanjut dia, tak hanya dirasakan olehnya, tapi juga oleh seluruh karyawannya. Terlebih kejutan ini didapatnya bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) Image Dynamics yang ke-10.
“Waktu itu, kami sedang liburan sekaligus merayakan HUT ID yang ke-10 di Singapura. Ketika kami sama-sama mau tiup lilin, tiba-tiba ponsel saya bunyi, saat diangkat ternyata kabar bahwa ID terpilih menjadi PR Agency pilihan wartawan. Wah, rasanya luar biasa banget, sulit diungkapkan dengan kata-kata,” ceritanya kepada suara.com ketika ditemui di kantornya di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Bagi Trishi, penghargaan tersebut merupakan hadiah terindah, tak hanya untuk dirinya, tetapi juga seluruh timnya yang bergabung di bawah bendera Image Dynamics.
“Saya bangga dengan tim saya. Mereka sudah bekerja keras, bahkan hingga office boy-nya pun menunjukkan dedikasinya. Penghargaan ini menjadi cambuk bagi kami untuk berkarya lebih baik lagi,” ujarnya sembari menunjukkan piagam penghargaannya itu.
Perempuan kelahiran Jakarta, 10 Agustus 1979 ini mengaku, sama sekali tak menyangka bila Image Dynamics mampu survive dan berkompetisi dengan PR agency lainnya yang jauh lebih mapan.
“Nggak nyangka banget bisa sejauh ini, apalagi kalau ingat ID didirikan berawal dari obrolan ringan bersama dua rekan saya, Harry Tumengkol dan Utomo Wisjnu,” ceritanya mengingat awal mula Image Dynamics berdiri.
Dari obrolan malam dengan kedua temannya itu, akhirnya ide untuk membuat usaha PR agency muncul. Lebih lanjut Trishi menjelaskan bahwa usaha yang bergerak di bidang jasa ini dilatarbelakangi oleh profesinya yang sebelumnya menjadi seorang public relation.
Nyaris Tutup
Dengan bermodal ruangan di Plaza Bapindo yang berisi dua meja dan laptop pribadi, tahun 2004 terbentuklah sebuah usaha yang diberi nama Image Dynamics.
“Pertama kali berdiri kantornya masih numpang di tempatnya Utomo. Selebihnya modal dengkul. Selama setahun awal kami nggak dapat gaji, karena semua pemasukan ditabung untuk investasi,” cerita sarjana komunikasi dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) ini.
Berkat kekuatan dan kegigihan yang dimiliki Trishi dan kedua rekannya, Image Dynamics berhasil mendapatkan klien. Mereka memberi jasa membuat sebuah press conference untuk suatu acara dan mengundang beberapa media.
“Klien pertama yang kita dapat adalah Jamu Puspo. Setelah berhasil di proyek pertama, akhirnya kami dipercaya untuk menangani proyek selanjutnya selama setahun. Sejak itulah klien kami terus bertambah, sebut saja Nestle, Djarum, Coca Cola dan masih banyak lagi,” cerita anak ketiga dari empat bersaudara ini.
Namun bukan berarti Image Dynamics tak menemukan kendala. Di tahun 2006, Trishi mengaku usahanya itu nyaris tutup, karena tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. “Waktu itu uang habis untuk banyak kegiatan tanpa memikirkan saving uang untuk tiga bulan ke depan. Akibatnya, kami nggak bisa membayar gaji sepuluh karyawan. Stres banget dan sedih,” akunya.
Untunglah Trishi dan kedua rekannya segera mendapat jalan keluar. Selain melibatkan konsultan keuangan yang berpengalaman, mereka juga memutuskan untuk mengambil pinjaman khusus program usaha kecil menengah (UKM) di sebuah bank.
Alhasil, masa-masa sulit itu pun bisa dilalui dengan baik. “Dan Image Dynamics pun tetap bertahan. Duh, senangnya bukan main. Karyawanlah yang menjadi motivasi kami untuk bertahan dan syukurlah kami bisa survive,” ujarnya yang menjadi Finalis Wanita Wirausaha Femina-Mandiri 2013.
Omzet Miliaran Rupiah dan Go Digital
Setelah melakukan pembenahan dalam pengelolaan keuangan ditambah dengan semakin bertambahnya jumlah klien, Image Dynamics semakin berkibar lantaran mampu berkompetisi dengan PR agency lainnya. Ini dibuktikannya dari omzetnya yang kini telah mencapai miliaran rupiah dengan karyawan sebanyak 25 orang.
Meski demikian Trishi dan rekannya tak mau mudah berpuas diri. Mereka mengaku masih banyak yang harus dilakukan untuk terus membuat inovasi dan meningkatkan kualitas agar bisa bertahan di tengah-tengah kompetisi di dunia PR yang semakin ketat.
“Target pertama saya justru ingin mensejahterakan karyawan setiap tahun agar lebih baik lagi. Kedua, di tahun 2015 ingin go digital. Jadi, PR service kita sudah masuk ke dunia digital. Sekarang sih sudah mulai trial ke beberapa proyek,” ceritanya panjang lebar.
Keberhasilan Trishi dalam kariernya itu, tentu tak lepas dari dukungan sang ibu, suami dan putri kecilnya. Keluarganya itulah yang selalu mendoakan, memberikan kepercayaan, ruang dan waktu untuknya berkiprah. “Kalau suami dari awal menikah memang sudah support dengan kesibukanku. Yang penting baginya, aku tetap bertanggungjawab terhadap keluarga,” jelas istri dari Moza Sukandar ini.
Dalam seminggu, ia selalu meluangkan waktu yaitu Sabtu dan Minggu untuk keluarga. Hari-hari santainya itu biasanya dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas bersama di rumah seperti memasak, makan bersama dan ngobrol santai atau liburan ke tempat-tempat bertema alam seperti taman, pantai dan lainnya.
“Kalau di rumah, saya paling senang masak steak, macaroni atau skutel. Nah, di weekend itulah saya menyalurkan hobi memasak,” imbuh ibu dari Gemintang Nashayu (3) ini.
Sementara untuk me time, Trishi mengaku tak pernah menyediakan waktu khusus. Biasanya ia memanfaatkan waktu untuk sejenak memanjakan diri seperti ke salon atau Spa di sela-sela kesibukannya menjalankan tugas.
“Jadi, begitu ada waktu senggang langsung deh saya sempatkan waktu untuk nyalon atau Spa. Abis itu balik lagi ke kantor. Jadi memang nggak punya waktu khusus. Sabtu dan Minggu benar-benar untuk keluarga,” katanya menutup perbincangan.