Suara.com - Belasan anak berseragam gamis ungu, duduk bersila dengan perhatian terpusat pada setiap lantunan ayat suci Al Quran yang dilafalkan sang pengajar yang berdiri tepat di antara dua barisan santriwati.
Santriwati yang baru duduk di Sekolah Dasar (SD) di Kawasan Kecamatan Senen, Jakarta Pusat itu, melafalkan kembali ayat-ayat Al Quran yang diperintahkan gurunya pada malam itu.
Pemandangan akan santriwan dan santriwati itu dapat dijumpai setiap malam di rumah kontrakan milik Azmi Fajri Usman yang dijadikan tempat belajar menghafal Al Quran. Di rumah kontrakan itulah ia memulai kegiatannya dengan menabalkan sebagai Rumah Quran Violet.
Azmi Fajri Usman yang menjadi pengajar pembuka, meminta anak asuhnya itu maju ke depan satu persatu untuk menyetor hafalan yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Diva, Aurel dan Fatia merupakan tiga dari belasan anak yang belajar di Rumah Quran Violet di RT 15, RW 3 Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen Jakarta Pusat.
"Bagi yang sudah siap untuk berkompetisi malam ini silahkan maju ke depan. Siapa yang mampu menghafal surat Annaba akan mendapat hadiah," kata Azmi yang baru tinggal setahun di daerah Paseban Timur itu.
Satu persatu para santri maju dan di antara mereka ada yang terbata-bata dalam hafalannya dan Azmi tetap membimbing anak asuhnya itu dengan tekun.
"Malam ini yang berhak mendapat hadiah uang jajan dan bingkisan adalah Diva dan Kartika," katanya dihadapan santriwati yang duduk di ruang tamu yang disulap sebagai tempat belajar.
Azmi yang baru tinggal satu tahun di kawasan Paseban Timur itu, membulatkan tekadnya untuk melahirkan generasi muda dan masyarakat yang gemar membaca dan menghafal Al Quran.
Tekad itu ia buktikan dengan menyulap kontrakan dengan tiga kamar itu sebagai tempat untuk menempa generasi muda di daerah Paseban timur, Kecamatan Senen, Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.
Rumah kontrakan di kawasan pada penduduk tersebut, pagarnya di cat dengan warna ungu dan di kaca rumahnya tertempel foto santriwan dan santriwati yang belajar mulai dari SD, remaja dan ibu-ibu di lingkungan setempat.
Bermodal semangat dan dukungan sang istri, Azmi yang juga dibantu satu rekan kerjanya dan sejumlah relawan bersama-sama mengajar untuk melahirkan penghafal Quran lebih banyak dari dari Ibu kota Negara Republik Indonesia itu.
"Mereka yang mengajar di sini tidak di pungut biaya dan dewan pengajar di sini juga mengajar dengan sukarela," kata Azmi dengan penuh semangat.
Ia mengatakan baju seragam yang dipakai anak asuhnya itu merupakan hasil sumbangan dari pribadinya dan juga terkadang ada juga para dermawan lainnya yang ikut serta menyumbang demi kelancaran program yang dijalankan di Rumah Quran Violet.
Azmi bukan bermaksud untuk memamerkan apa yang dilakukanya, apa yang dilakukan tersebut tak lain untuk memompa semangat anak asuhnya untuk terus menambah hafalannya.
Tak heran jika pada pengajian untuk santri perempuan itu ada masih beberapa yang belum memakai baju seragam, karena mereka belum bisa menyelesaikan tugas hafalan yang telah dibebanakn dan telah dituntaskan santriwati lainnya.
"Kegiatan amal ini saya jalankan melalui uang pribadi yang saya peroleh dari ceramah-ceramah dan juga kalangan dermawan lainnya yang ingin agar program ini tetap berjalan," kata suami dari dr. Ainil Masthura.
Pria kelahiran 19 Februari 1979 di Banda Aceh, Provisi Aceh yang hijrah ke Pulau Jawa ini, memiliki cita-cita luhur untuk menambah jumlah penghafal Quran di Provinsi DKI Jakarta melelui program Rumah Quran Violet yang didirikannya itu.
Azmi berkisah Rumah Quran Violet yang baru berdiri dua bulan tersebut, awalnya hanya satu anak saja dan saat ini terus berkembang hingga dari anak-anak, remaja putra dan putri serta ibu-ibu.
"Rumah Quran Violet di Paseban Timur ini merupakan percontohan dan saya berkeinginan menjadikan kawasan ini sebagai perkampungan Quran," katanya.
Azmi yang menjadikan kamar tidurnya sebagai ruang belajar itu, juga harus membagi waktu agar semua anak-anak dan masyarakat yang belajar di tempat itu mendapat kesempatan yang sama.
Pendiri Kontak Tahajud Club (KTC) Indonesia itu berkeinginan kuat untuk mendirikan seribu Rumah Quran Violet di Provinsi DKI Jakarta, sehingga generasi di daerah tersebut mampu membaca dan menghafal Al Quran dengan baik di masa mendatang.
Ia juga tak membebankan apa-apa kepada anak asuhnya dan ia hanya berpesan untuk terus meningkatkan hafalan dan untuk biaya operasional dan lainnya itu merupakan tanggungjwabnnya untuk memnjadikan kegiatan itu terus berjalan dengan baik.
"Abi akan terus berupaya untuk menjalankan program belajar ini dan adek-adek harus rajin belajar ya," kata Azmi yang juga kerap disapa abi di daerah tersebut.
Seribu Rumah Quran Kontak Tahajud Club (KTC) Indonesia yang dipimpin Azmi Fajri Usman menargetkan seribu Rumah Quran akan berdiri di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017 dalam upaya meningkatkan generasi penghafal Quran.
Ia merincikan seribuan Rumah Quran violet itu akan didirikan di 500 titik di Jakarta Pusat, 200 titik Jakarta Selatan, 150 titik di Jakarta Timur, 100 titik di Jakarta Barat dan 50 titiilk di Jakarta Utara.
"Setiap Rumah Quran Violet ini akan mendidik 50 orang anak yang akan menghafal Al Quran," katanya.
Ia mengatakan dengan adanya 50 orang anak penghafal Quran, maka akan melahirkan 50 ribu penghafal Al Quran di Jakarta minimal satu juz.
Azmi mengatakan program seribu rumah Quran Violet tersebut difokuskan di DKI Jakarta dan kegiatan tersebut akan berdampak positif terhadap generasi muda di provinsi setempat.
Azmi bersama tim relawannya yang saat ini ikut serta membantunya pada Rumah Quran Violet terus bekerja sama untuk mencari banyak donatur lainnya agar upaya melahirkan penghafal Al Quran di kota Metropolitan dapat terlaksana dalam tiga tahun mendantang.