Uniknya Kain Tenun Gedog Khas Tuban

Jum'at, 28 November 2014 | 07:36 WIB
Uniknya Kain Tenun Gedog Khas Tuban
Tenun gedong khas Tuban, Jawa Timur. (Foto: Suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tenun Gedog, beberapa dari Anda mungkin jarang mendengar kain tradisional satu ini.

Namanya yang unik, berasal dari bunyi berulang kali yang dihasilkan oleh alat tenun, ketika proses menenun sedang berlangsung, yakni "dog..dog..dog".

Adalah Tuban, salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Timur inilah, yang menjadi pusat produksi kain-kain indah ini.

Tenun gedog terasa begitu istimewa, karena menurut Nurul, salah satu seorang pengrajin yang suara.com temui di pameran Craftina, proses pembuatan tenun gedog sangatlah panjang.

"Kami memprosesnya dari awal sekali. Yakni, dengan memanen pohon kapas terlebih dahulu. Setelah itu, lanjut memintal kapas menjadi benang, dicelupkan ke kanji agar kaku, lalu mulai proses tenun, baru dicelup warna. Untuk motif, dibuat melalui proses membatik" ujar Nurul menjelaskan.

Tekstur kain tenun gedog memang cukup kaku dan sedikit keras dibandingkan dengan tenun kebanyakan dari daerah lain.

"Karena aslinya tenun gedog itu di Tuban dipakai untuk menggendong kayu dari ladang, untuk taplak meja, dan kegiatan sehari-hari lain," tambahnya.

Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, bentuk kerajinan gedog diinovasi sedemikian rupa. Mulai dari kain tenun gedog, kain tenun motif non-gedog, kain batik non-gedog, sampai kain seser.

Kain tenun gedog itu kain hasil proses tenun yang berhiaskan motif gedog. Sedangkan kain batik gedog terbuat dari bahan kain non-tenun yang berhiaskan motif gedog.

Sedangkan untuk motifnya, gedog memiliki beberapa motif khas, seperti burung lokcan, panji konang, panji serong, ganggeng, kembang randu, kembang waluh, cuken, melati selangsang, satriyan, kijing miring, likasan kothong hingga guntingan.

"Kain tenun gedog itu cirinya dapat terlihat pada bagian benang yang tidak sama besar, tipis ataupun tebalnya, karena kami memintalnya sendiri. Jadi ada yang tebal sekali, ada yang tipis. Semua dibuat manual dengan tangan. Waktu pengerjaannya bisa sampai satu bulan untuk satu kain," ungkapnya.

Warna-warna kain tenun gedog juga didominasi dengan warna-warna alam, seperti cokelat, biru, hijau hingga krem.

Hal ini diakui Nurul, karena kain tenun gedog juga memakai pewarna alami, seperti daun-daunan dan kayu. Untuk warna biru misalnya, pengrajin memakai daun indigo, daun mangga untuk warna hijau, dan warna coklat dari kayu secang.

Untuk selendang gedog berukuran 2meter, stand bernama "Tenun Gedog Zaenal" ini menjualnya dengan harga Rp400.000-500.000. Sedangkan kainnya, dijual dengan harga Rp.1,5-2juta.

"Kalau kain batik non-gedog, murah, hanya 150-300.000. Karena dia bahannya bukan gedog, hanya motifnya saja yang gedog. Tapi kalo kain dan motifnya asli gedog, itu yang mahal," tutup Nurul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI