Socotra, Dunia yang Hilang di Yaman

Rabu, 26 November 2014 | 20:30 WIB
Socotra, Dunia yang Hilang di Yaman
Eksotisnya Socotra (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Mungkin Socotra, pulau tersembunyi yang menawarkan pemandangan luar biasa ini belum banyak dikenal orang.  Dan eksotisme Socotra diangkat dalam sebuah  film dokumenter yang dirilis baru-baru ini. Tak hanya indah, Socotra juga menawarkan kehidupan warganya yang unik. Penduduk pulau yang terletak di wilayah Republik Yaman ini mempertahankan gaya hidup tradisionalnya, di tengah kehidupan modern dan kecanggihan teknologi.



Wilayah yang disebut 'dunia yang hilang' ini terkenal karena memiliki 800 spesies flora dan fauna langka. Sepertiga dari fauna langka yang ada di dunia, ditemukan di pulau ini. Terletak di 155 kilometer timur Somalia dan 210 kilometer selatan Yaman, Socotra menjadi tempat berpetualang dengan pasir pantai yang putih, pegunungan batu kapur yang indah dan satwa liar serta vegetasi yang tidak biasa.

Dengan ratusan jenis tanaman dan hewan endemik, Kepulauan Socotra dijuluki sebagai Galapagosnya Samudera Hindia. Salah satu yang menjadi tujuan wisatawan adalah pemandangan 'alien' di bumi. Meski menyimpan sejuta pesona yang luar biasa, 40ribu penduduk pulau ini masih menjadi misteri. Hal tersebut karena mereka terisolasi dari masyarakat modern.

Film dokumenter yang disutradarai dan diproduksi oleh Carles Cardelus ini memperlihatkan kehidupan adat istiadat penduduk pulau yang selama berabad-abad  melestarikan tradisi mereka. Carles menceritakan kisah pulau ini melalui para penggembala kambing, nelayan, dukun, hingga para pemimpin agama.  Saat pemutaran filmnya, Carles mengatakan,  penduduk di sana memiliki budaya leluhur dan saat ini sudah terpengaruh budaya modern

"Beberapa tahun lalu nelayan tidak pernah menggunakan uang karena mereka menukarkannya dengan ikan. Kemudian kapitalisme hadir di sana dan mengubah budaya mereka sangat cepat," katanya seperti dilansir Dailymail.

Pada satu titik, kru film dokumenter yang pembuatannya berbasis di Barcelona ini bertemu dengan seorang serupa dukun, yang mengobati pasiennya dengan ritual kuno dan obat-obatan tradisional.

Carles mengatakan bahwa beberapa orang percaya pada roh. tetapi beberapa mengatakan mereka sudah memiliki dokter sehingga tidak perlu penyembuhan dengan tanaman. Budaya mereka berubah sangat cepat.

"Mereka menyukai hal-hal baru. Sebagai contoh, banyak orang yang menjual pulau mereka untuk membeli mobil atau kapal yang lebih besar. Mereka semua senang dengan hal baru," tambahnya.

Meski begitu, pulau Socotra masih belum memiliki resort tradisional ataupun hotel. Selain itu masih sedikit warga setempat yang bisa berbahasa inggris. Ditambah lagi, situs warisan dunia dari UNESCO ini masih kurang dalam hal infrastruktur wisata.  Tetapi, bagi Anda yang menyukai petualangan seperti hiking, diving atau berselancar, tempat ini sangat memacu adrenalin dan menantang. (dailymail.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI