Suara.com - Kenikmatan dalam berhubungan seksual merupakan hal yang diidamkan oleh semua orang, begitu juga dengan perempuan yang sudah mengalami masa menopause.
Sayangnya, pada usia rentan tersebut perempuan mengalami penurunan minat saat melakukan hubungan seks.
Sebuah studi di Washington baru-baru ini telah menemukan bahwa kadar testosteron tidak berfungsi dengan baik, ketika perempuan menopause ingin melakukan hubungan seks, yang berakibat pada menurunnya fungsi seksualnya.
Studi tersebut menunjukan bahwa testosteron meski dikenal sebagai hormon seks utama pada lelaki, tapi juga dimiliki oleh perempuan meski dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan ovarium pada perempuan memproduksi testosteron secara alami.
John. F. Randolph, Jr, MD, dari University of Michigan Medical School di Ann Arbor,mengatakan bahwa kadar testosteron dan hormon reproduksi lainnya dipengaruhi oleh keinginan perempuan untuk melakukan hubungan seksual dan frekuensi masturbasi yang dilakukan.
Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap perempuan, hasilnya faktor psikososial merupakan hal yang sangat mempengaruhi fungsi seksual dan kualitas hubungan intim perempuan, dan juga pada kesehatan saat berhubungan seks.
Studi Kohort longitudinal, telah mensurvei 3.302 wanita selama satu dekade dengan tujuan menganalisis hubungan antara hormon reproduksi dan fungsi seksual selama masa transisi menopause.
Para peneliti menemukan bahwa wanita yang secara alami memiliki kadar testosteron lebih, dapat merasakan gairah seksual yang lebih 'membara' dari pada perempuan dengan kadar testosteron kurang.
Randolph menambahkan bahwa hubungan perempuan dan kehidupannya sehari-hari sangat berperan dalam fungsi seksual. Tak hanya itu Randolph juga menyarankan perempuan menopause yang tidak menemukan kepuasan seksual agar memperhatikan faktor-faktor non hormonal seperti kebahagiaan.
Ketika perempuan mengalami kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari, maka kepuasan seksual secara tidak langsung akan didapat. (Zeenews)