Fitzroy Gastrobar yang terletak di lantai tiga sebuah bangunan di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan ini menghadirkan konsep yang cukup unik. Ketika pintu lift yang membawa saya ke lantai tiga terbuka, sebuah bar dengan beberapa kursi yang tertata rapi langsung menyambut saya.
Namun saat saya memasuki bagian belakangnya, saya merasakan atmosfer Fitzroy, sebuah kawasan di kota Melbourne yang terkenal dengan nuansa eksotis Eropa Barat. Grafiti rusa menghiasi beberapa bagian dinding di 'halaman' belakang Fitztroy Gastrobar ini, berpadu dengan nuansa bohemian eklektik yang mendominasi interiornya.
Jajaran sofa gaya lama lengkap dengan bantal hias berlatar dinding berwarna krem hadir di depan mata saya. Beberapa frame bergaya vintage yang ditambahkan makin membawa pengunjung seolah sedang berada di kawasan yang sangat terkenal di kota Melbourne itu.
"Interior lebih ke bohemian eklektik. Bisa dilihat memang di sini berbau art semua. Kayak frame-frame ini yang bohemian banget. Selain memang terinspirasi dari Fitzroy di Melbourne Australia, interior kita juga terinspirasi dari bar-bar di Melbourne," terang Fanny Seputra, Marketing dan Public Relation Fitzroy Gastrobar.
Fitzroy Gastrobar, menurut Fanny, memang digagas beberapa orang yang sempat lama tinggal di Melbourne. Ketika pulang ke tanah air dan tidak menemukan tempat nongkrong serupa di Jakarta, mereka terdorong untuk membuat tempat nongkrong dengan membawa nafas Fitzroy. Maka lahirlah Fitzroy Gastrobar.
Meski mengonsepkan diri sebagai bar, Fitzroy tak hanya menyediakan camilan ataupun tapas. Menunya cukup variatif. Inilah yang membuatnya berbeda dari bar kebanyakan.
"Sebenarnya kita bar, tapi karena orang Indonesia kalau ke tempat makan bilang resto, akhirnya kita pakai sebutan gastrobar. Siangnya untuk tempat makan, pasarnya lebih ke orang kantoran. Malamnya baru untuk bar," imbuh Fanny.
Resto dan bar yang dibuka sejak Februari 2014 ini, juga menyediakan beragam hidangan kombinasi kuliner barat dan Asia. Tapi karena saya saya datang saat jam makan siang tiba, maka Fanny merekomendasikan hidangan utama Mr. Moo's Gyu tan don. Hidangan ini berupa rice bowl dengan topping lidah sapi yang dibumbui sedikit manis.
Empuknya lidah sapi yang diiris tipis, berpadu dengan bumbu manis-gurih dan taburan daun bawang membuat hidangan ini begitu pas di lidah saya. Jika porsinya kurang besar, hidangan favorit ini juga tersedia dalam porsi yang lebih besar, yang dinamakan Super Moo's Gyu Tan Don. Biasanya, ini dipesan pengunjung laki-laki. Sedangkan minumannya, saya memesan Virgin mojito. Minuman dari campuran soda, lemon, leci dan sentuhan mint ini terasa segar sangat mengguyur tenggorokan.
Seperti layaknya bar, Fitzroy Gastrobar juga menyediakan cocktail, mocktail hingga wine yang didatangkan dari Australia. Jadi jika merindukan nuansa Fitzroy di Melbourne, cukup luangkan waktu ke Jalan Gunawarman. Di hari kerja Fitzroy Gastrobar buka mulai pukul 12.00 sampai 01.00, sedangkan di akhir pekan buka hingga pukul 03.00 waktu Indonesia barat (WIB). Harga makanan di Fitzroy Rp38 ribu hingga Rp125ribu, cukup terjangkau bukan?