Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menggelar agenda pariwisata "Banyuwangi Ethno Carnival" pada akhir pekan ini. Gelaran kali ini akan diramaikan dengan pementasan Tari Seblang pada hari Sabtu (22/11/2014) dan Festival Ngopi Sepuluh Ewu pada Minggu (23/11/2014).
"Kedua agenda pariwisata yang masuk rangkaian kegiatan Banyuwangi Festival 2014 itu menjadi sarana pendukung kunjungan wisatawan ke daerahnya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Yanuar Bramuda kepada kantor berita Antara.
Menurut Bramuda, Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang warga asli Banyuwangi akan menghadiri acara ini mendampingi Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O Blake Jr, serta sejumlah kepala daerah.
"Apa yang kami sajikan dalam Banyuwangi Festival dengan berbagai agenda seperti karnaval etnik, festival kopi, Tour de Banyuwangi Ijen, maupun jazz pantai adalah untuk memperpanjang siklus kunjungan agar wisatawan makin punya beragam pilihan di Banyuwangi," ujarnya.
Bramuda menjelaskan Seblang merupakan tarian ritual tertua di Banyuwangi, dan telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Nasional oleh Pemerintah Pusat.
Tradisi ritual Suku Osing atau Using (masyarakat asli Banyuwangi) itu memiliki makna sebagai usaha memperoleh ketenteraman, keselamatan dan kesuburan tanah agar hasil panen warga melimpah. Ritual ini ditarikan seorang penari dalam kondisi terhipnotis atau tidak sadarkan diri sebagai penghubung warga desa dengan arwah leluhurnya.
Menurutnya, Tari Seblang itu diterjemahkan dalam bentuk desain busana yang berkarakter oleh para desainer muda dan semuanya dikerjakan anak muda Banyuwangi.
"Mulai penyusunan tema kami melibatkan budayawan, tapi teknisnya dieksekusi anak-anak muda. Berbeda dengan daerah lain yang berlomba membawa tema global ke level lokal, Banyuwangi justru membawa tema lokal untuk diperkenalkan ke tingkat global," tambahnya.
Setelah BEC, sehari kemudian wisatawan bisa mencicipi kopi khas cita rasa Banyuwangi dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu dengan 10.000 cangkir. Sepuluh ewu dalam bahasa setempat berarti sepuluh ribu (10.000). Festival minum kopi khas Osing ini akan digelar di Desa Adat Kemiren, yang merupakan salah satu basis masyarakat Osing.
"Seluruh latar (halaman) rumah di Desa Kemiren akan disulap menjadi ruang tamu yang menyuguhkan kopi Osing dan jajanan tradisonal Banyuwangi," tutur Bramuda. (Antara)
Mencicipi Kopi "Sepuluh Ewu" Bersama Suku Osing
Esti Utami Suara.Com
Kamis, 20 November 2014 | 10:32 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
16 November 2024 | 17:46 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 15:30 WIB
Lifestyle | 15:22 WIB
Lifestyle | 15:19 WIB
Lifestyle | 15:17 WIB
Lifestyle | 14:50 WIB
Lifestyle | 14:27 WIB