Hindari Hal Ini Saat Mendidik Buah Hati

Senin, 17 November 2014 | 14:13 WIB
Hindari Hal Ini Saat Mendidik Buah Hati
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peran orangtua sangat penting dalam mengasuh sang buah hati sehingga kehadiran mereka tak bisa diremehkan begitu saja.

Pasalnya, pola pengasuhan yang buruk tentu akan berdampak buruk juga pada perilaku anak-anak di masa depan.

Meski tak ada panduan mendidik anak yang distandarisasi secara universal, tapi setidaknya para orangtua bisa menghindari kesalahan umum yang kerap dilakukan pada gaya pengasuhan anak.

Fonda Kuswandi pakar hipnoterapis menyebutkan, anak pada usia golden age (usia emas) merupakan saat dimana seharusnya para orangtua nya menanamkan perilaku-perilaku positif sehingga akan menjadi kebiasaannya di masa mendatang.

"Make your influence positive," katanya pada Seminar Hypno-Parenting for Golden Generation di RSIA Bunda Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2014).

Nah menurut Fonda, berikut inj merupakan gaya pengasuhan yang sebaiknya dihindari demi membentuk mental dan perilaku anak yang positif.

1. Memerintah
Hal ini tak bisa dihindari oleh para orangtua saat mendidik buah hatinya. Maksud hati untuk mengendalikan situasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat, sedangkan anak menangkapnya sebagai sesuatu yang harus dipatuhi dan tidak punya pilihan.

2. Menyalahkan
Mungkin para orangtua bermaksud ingin menunjukkan kesalahan si anak dengan menyalahkannya agar tak terulang kembali. Namun anak menanggapi sebagai suatu pesan bahwa mereka tidak pernah benar atau baik.

3. Meremehkan
Seringkali orangtua meremehkan kemampuan anaknya sendiri, bisa saja maksudnya untuk membuat dirinya lebih termotivasi meningkatkan kemampuan diri. Terkadang anak justru menangkap bahwa dirinya tidak berharga atau merasa tidak mampu.

4. Membandingkan
Orangtua ingin memotivasi dengan memberi contoh tentang keberhasilan orang lain yang merupakan teman sebayanya. Namun dengan membandingkan, anak menanggapi bahwa dia tidak disayang dan merasa dirinya lebih rendah dibanding teman sebayanya itu.

5. Mencap
Ungkapan bahwa "kata-kata adalah doa" ini yang harus diwaspadai oleh para orangtua. Jika kita senantiasa melabeli anak dengan kata-kata negatif, bisa jadi anak akan merekam dan menjadikan itu sebagai sifatnya.

6. Mengancam
Orangtua melakukan agar anak menurut atau patuh dengan cepat, tapi ancaman akan membuat anak merasa cemas dan takut pada orangtuanya. Parahnya lagi anak bisa kehilangan rasa percayanya pada kedua orangtuanya, karena merasa tak aman.

7. Menasehati
Maksudnya agar anak tahu mana yang baik dan mana yang buruk, namun anak menganggap bahwa orang tuanya sok tau, bawel dan membosankan.

8. Membohongi
Orangtua kadang berbohong agar urusan menjadi gampang, namun anak akan menilai bahwa orang dewasa tidak dapat dipercaya dan akan mencontoh pada perilakunya di masa mendatang.

9. Menghibur
Tujuan orangtua menghiburnya adalah agar anak tidak sedih atau kecewa, sehingga anak jadi senang dan tidak larut dalam kesedihan, namun cara ini justru membuat anak akan lupa dan melarikan diri dari masalah.

10. Mengkritik
Orangtua menginginkan agar anak memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kemampuan diri, namun anak akan merasa bahwa dirinya selalu kurang dan salah. Parahnya lagi anak bisa kehilangan krisis identitas, karena oleh orangtuanya sendiri ia merasa tak mendapat tempat semestinya.

11. Menyindir
Sebenarnya niat orangtua saat menyindir adalah memotivasi anak dan mengingatkannya agar tidak melakukan hal yang disindir tersebut. Namun, anak justru menganggap hal ini menyakiti hatinya.

12. Menganalisa
Orangtua ingin mencari penyebab positif atau negatif anak atas kesalahan yang dilakukanya dan berupaya mencegah agar sang anak tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Justru dengan cara ini anak akan menganggap orangtua sok tahu.

Itulah 12 gaya populer mengasuh anak yang sebaiknya dihindari oleh orangtua. Gaya pengasuhan yang cenderung berdampak buruk pada pola perilaku dan mental sang anak, menurut Fonda, ditengarai karena traumatik orangtuanya ketika dididik atau diasuh oleh orangtuanya dulu.

"Hal ini masih sering dilakukan para orangtua, karena mereka umumnya merekam di pikiran bawah sadarnya apa yang dilakukan orangtuanya dulu kepadanya. Sehingga Ia pun meng-copy-paste ke anak-anaknya sekarang," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI