Madam Arra Ingin Menolong Orang dengan Bakatnya

Esti Utami Suara.Com
Senin, 17 November 2014 | 10:39 WIB
Madam Arra Ingin Menolong Orang dengan Bakatnya
Madam Arra (suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saat kami bertemu di sebuah kafe di Jakarta, Primaswara Wiji Sayekti mengenakan pakaian bergaya gypsi. Atasan berwarna merah-hitamnya ia padukan dengan rok panjang kembang-kembang. Ia melengkapi penampilannya sore itu dengan rambut palsu kecoklatan dengan tutup kepala putih kembang-kembang.

Sore itu Prima, memang sedang menjadi Madam Arra, nama yang dipakainya saat bekerja. Nama ini ia sandang sejak tahun 2007 silam, ketika ia memutuskan untuk serius menjalani profesi sebagai 'motivator dan fortune teller'.

"Sebagai Prima, maka penampilan saya tidak beda jauh dengan perempuan kebanyakan," ujar ibu dua anak ini.

Prima yang lahir dan besar di Bogor, Jawa Barat ini lantas bercerita, sebenarnya ia sudah merasakan 'keanehan' sejak kecil. Ia bisa dengan mudah membaca apakah orang di hadapannya bermaksud baik atau tidak. tanpa harus belajar, Prima juga bisa dengan jitu bisa membaca karakter seseorang garis tangan ataupun tanda tangannya. Namun hingga  beranjak dewasa, ia tak pernah menganggap hal itu serius.

"Sejak SMP, saya suka iseng membaca garis tangan dan memberi masukan kepada orang-orang apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan," ujarnya.

Hingga datang satu masa, ketika Prima merasakan kegelisahan dengan pekerjaan yang dijalaninya tiba-tiba ada yang menawarinya untuk mengisi sebuah acara yang digelar sebua perusahaan asuransi ternama. Tugasnya adalah membaca garis tangan para tamu yang datang.

"Awalnya saya sempat menolak karena nggak pede," ujarnya sambil mengenang kejadian hampir sepuluh tahun lalu itu.



Namun seperti keajaiban, undangan inilah yang menunjukkan jalan kepada perempuan yang mengaku suka traveling ini. Ia lantas mengajukan surat pengunduran diri ke tempatnya bekerja.  Namun saat itu Prima langsung memutuskan untuk menekuni pekerjaan ini. Hanya sesekali ia mengisi acara yang digelar sebuah pusat perbelanjaan.

Hingga pada 2005, ia dipertemukan dengan seseorang yang lantas memberinya kartu tarot warisan ibunya. Pada tahun yang sama, ia juga diminta mengisi acara perayaan tahun baru Imlek di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Barat.

"Itu adalah tantangan besar pertama yang saya alami, karena saya mengisi acara yang sama dengan Suhu Yo yang namanya sudah dikenal," terangnya.

Menolong orang 
Meski belum sepenuhnya menekuni profesi sebagai 'peramal', Prima makin yakin dengan jalan yang akan ditempuhnya. Baru pada 2007 ia memutuskan untuk serius menjadi peramal dengan nama profesional Madam Arra.

"Tuhan memberi kita satu kemampuan tentu bukan tanpa tujuan. Dan saya tidak ingin menyia-nyiakan anugerah ini, dan sebisa mungkin menggunakannya untuk membantu orang lain," jelasnya tentang alasan yang mendasari keputusan ini.

Dan sejak saat itu berbagai prestasi diraihnya. Ia antara lain pernah terpilih menjadi juara "Fortune Teller 2011 Guru of Asia". Dan tahun lalu ia lolos ke enam besar kompetisi tarot internasional "International Psychic Chalenge" yang diselenggarakan di Ukraina. Peserta kompetisi ini disaring dari ratusan peserta dari berbagai negara, seperti India, Monggolia, Swedia, Austria, Irlandia, Rusia, Amerika Serikat dan Ukraina.

Setelah tujuh tahun menjalani profesi ini, nama Madam Arra kian dikenal. Ia banyak diundang ke berbagai acara, dan kini telah membuka konsultasi pribadi.  Menurutnya kartu tarot terus berkembang dan makin diterima di masyarakat. Orang, ujarnya, tidak malu-malu lagi untuk datang ke peramal tarot. Dan mereka datang dari berbagai kalangan, orang biasa, pebisnis, artis atau bahkan politisi.

Dalam memberi konsultasi, Prima berusaha sebisa mungkin untuk tidak men-judge. Ia hanya menjelaskan hasil penerawangannya dan memberi gambaran apa risiko dari pilihan-pilihan yang ada. "IIstilahnya hanya memberi tahu jalan untuk mereka. Saya tidak ingin mempermainkan hidup seseorang. Itu tanggung jawab moral saya kepada Tuhan," ujarnya.

Ia menegaskan, profesi yang dijalani sama sekali bukan klenik ataupun musyrik.  "Ini semua ilmiah dan bisa dipelajari," tegasnya. Namun ia mengakui bakat memegang peran penting dalam profesi ini.  Itu sebabnya saat memberikan konsultasi, ia tak banyak menggunakan alat bantu selain kartu tarot dan kemampuan menerawang yang dimilikinya. Itulah Madam Arra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI