Suara.com - Di antara jajaran restoran di Sumarecon Mall Serpong yang nyaris seragam, tempat makan ini tampil berbeda. Terasa sedikit udik, tetapi sangat unik dengan interior yang ditata layaknya sebuah warung tempo dulu.
Warna biru telur asin yang khas, langsung mengingatkan saya pada warung-warung makan tempo dulu. Juga pilihan material ubin warn akuning untuk lantainya. Bahkan oleh pemiliknya sejumlah properti macam galon air, jajanan anak-anak, gelas-gelas tempo dulu, hingga lampu petromaks sengaja dihadirkan untuk menambah kesan warungan itu.
Meja makannya pun dibuat persis warung makan, sangat sederhana dari kayu yang dicat senada dengan warna interior dan dipadukan dengan bangku-bangku besi tempo dulu. Bahkan lantainya juga digunakan ubin warna kuning Pokoknya otentik masa lalu. Satu-satunya sentuhan modern adalah taplak meja dari vinyl warna putih dengan motif buah strawberi.
Warung Talaga, demikian warung makan ini dinamai. Bagi Anda yang sering berkunjung ke Bandung, nama ini tentu sudah cukup akrab di telinga. Ya tempat makan ini adalah salah satu cabang Warung Talaga yang pertama kali dibuka di Kawasan Cihampelas, Bandung, Jawa Barat pada 2008. Di Serpong, Warung Talaga hadir sejak tahun lalu, dan menempati lantai dasar Sumarecon Mall Serpong.
Mungkin Warung Talaga bukanlah pilihan tepat jika Anda ingin nongkrong berlama-lama. Warung ini cocok jika Anda ingin bernostalgia dengan jajanan khas Bandung, khususnya jajanan yang berbahan dasar tahu Bandung.
Adalah Joeliana Fifi yang berada di balik kelahiran Warung Talaga ini. Sebagai putri juragan tahu dari Bandung, Fifi tak puas hanya menjual tahu. Ia ingin mengubah tahu produksi ayahnya, Ahmad Joeliman menjadi berbagai kudapan yang lezat.
"Intinya Bu Fifi ingin meyakinkan tahu itu tak hanya digoreng, tetapi juga bisa dioleh menjadi berbagai makanan yang lezat," terang Wira, yang sore itu bertanggung jawab atas operasional Warung Talaga.
Dan di daftar menu yang saya terima dari Wira, saya melihat sederet menu tahu. Ada gehu, tahu Bandung yang diisi sayuran lalu digoreng dengan menggunakan tepung dan disajikan panas-panas dengan cengek alias cabe. Ada juga cihu, kalau yang ini adalah aci isi tahu pedas. Lantas tahu bletok, tahu yang digoreng dengan aci dan disajikan dengan sambal kecap. Nah untuk mereka yang ingin agak nginternasional tersedia tahu samosa, pastel isi tahu yang disajikan bersama bumbu kari.
Meski mengklaim diri sebagai restoran tahu, Warung Talaga juga menyedikan sejumlah menu lain, seperti mie godok, nasi goreng dan sejumlah makanan khas Bandung lainnya. Termasuk berbagai jenis kerupuk, seperti kerupuk banjur, yang ternyata berupa kerupuk aci yang dibanjur dengan sambal oncom. Untuk daftar minuman, tak kalah eksotik. Coba simak teh sereh, kopi tubruk, susu jahe ataupun kembang tahu.
Tapi karena lapar, sore itu saya memilih Nasi kampung Talaga makanan berat yang menjadi salah satu andalan Warung Talaga dan tahu bodo. Tak lupa saya memesan kopi tubruk yang katanya khas Warung Talaga juga.
Ketika disajikan menu ini ternyata berupa nasi bambu, dengan pepes tahu, jambal goreng, sayur asam plus sambal bajak. Sedangkan tahu bodo, hadir dalam bentuk tahu Bandung yang digoreng dan disajikan dengan dipenyet bumbu bawang dan cabai merah.
Saat mencicip lidah saya merasakan ada rasa bawang dan cabai yang samar bercampur dalam lembutnya tahu Bandung yang diproduksi sendiri oleh Warung Talaga. Yang paling menyentak adalah kopi tubruknya! Disajikan dalam teko kaleng dan cangkir kaleng, seolah membawa saya ke masa beberapa belas tahun silam.
Lantas saya membayangkan, jika warung ini tak di tengah mall mungkin rasa Bandungnya akan lebih nendang. Jadi jika Anda kangen jajanan Bandung, tapi tak memiliki cukup waktu luang, maka mampirlah ke Warung Talaga. Selain di Sumarecon Mall Serpong, juga bisa ditemukan di Sumarecon Mall Bekasi. Soal harga dijamin ramah dengan isi kantung. Makanan termahal di sini, harganya Rp 30.909, Belum termasuk pajak memang, tapi sangat terjangkau bukan?